Mohon tunggu...
May Lee
May Lee Mohon Tunggu... Guru - Just an ordinary woman who loves to write

Just an ordinary woman who loves to write

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Novel] No Other, The Story [42/55]

5 April 2020   16:22 Diperbarui: 5 April 2020   16:18 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Hahaha... memang. Tapi yang penting kita lega dulu kan, tidak ada yang perlu melakukan adegan action sampai membuat orang ketakutan lagi?"

"Wookie menyindirku ya?"

"Hahaha... tidak. Ya sudah, istirahat dulu ya, tunggu aku sebentar."

Aku mengelus rambut Yifang sejenak sebelum beranjak ke dapur. Baiklah, kalau begini hampir semua kisah berakhir happy ending, meski terkadang aku masih memikirkan nasib Xili, Donghae hyung dan Yesungie hyung. Aku hanya berharap, pada saat yang tepat, mereka bisa menemukan jodoh mereka. Jodoh bisa datang di saat yang kita tidak sangka-sangka. Lihatlah bagaimana Yifang muncul di kehidupanku. Yifang perlu makan daging. Aku akan masakkan sop daging ayam saja untuknya, biar dia lebih berenergi. Hmm... syukurlah bahan-bahannya cukup lengkap. Ketika aku sedang asyik memasak, tiba-tiba aku merasa ada yang memelukku dari belakang. Aku menoleh dan tidak kaget lagi, aku sudah tau itu pasti Yifang. Siapa yang berani memelukku, coba?

"Hmm... Wookie, wangi sekali. Aku jadi tidak bisa menunggu sendirian," ucapnya, mulai manja lagi.

"Tunggu sebentar ya. Ini cepat kok masaknya."

Yifang masih memelukku, tidak melepasku sama sekali. Sebenarnya apa yang terjadi ini? Dia membuat jantungku berdebar-debar. Karena aku baru pertama kali berpacaran, aku jadi tidak tau apa yang sebaiknya kulakukan. Dan bel pintu berbunyi. Aku tak tau harusnya aku senang atau sedih karena diinterupsi seperti itu. Yifang beranjak untuk membuka pintu.

"Ma... mama? Baba?"

Apa? Mama dan baba? Aku mematikan komporku dan bergegas menyusulnya, dan aku melihat Yifang menghadapi dua orang yang terlihat lumayan tua, kira-kira usia mereka 50-60an tahun. Dan keduanya, aku tau, tidak memiliki kemiripan apapun dengan Yifang.

"Yifang, kenapa kau mengecewakan kami? Kenapa kau pulang lagi ke Seoul?" Tanya mamanya, ada sinar sedih di mata mamanya.

Yifang tampak ketakutan dan mundur, menggandeng tanganku, seolah meminta perlindunganku.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun