"Baba... mama... xiexie... wo ai nimen..."
Dan ketika Yifang berpelukan dengan keduanya sekaligus, air mata haru menetes dari mataku, dan aku tersenyum. Ternyata Yifang punya jalan hidup yang rumit. Aku merasa beruntung bisa memilikinya, gadis yang tidak biasa ini. Aku mencintainya, bukan hanya dari apa yang bisa kulihat, tapi dari apapun juga yang ada di dalam dirinya.
"Shushu, ayi... tinggallah disini juga. Kurasa Yifang dan Manshi tidak akan keberatan kalau tidur sekamar. Kalian bisa punya kamar," usulku setelah keadaan lebih tenang.
Yifang kini duduk di antara mereka berdua dan ikut membujuk mereka, "usul Lixu benar. Yuk, ma... ba... tinggal disini."
"Hanya untuk sementara. Kami tidak mau mengganggu kehidupan anak muda seperti kalian. Kami lebih memilih kota yang tenang seperti Foshan," ucap baba, "Yifang, pulanglah kalau kau punya waktu luang."
"Dan ajaklah Lixu," tambah mama.
"Hmm... baiklah, aku mengerti baba dan mama lebih suka kehidupan yang tenang. Seoul terlalu... ahh... aku akan mengajak mama dan baba mengenal Seoul dan lingkunganku selama beberapa hari ini."
"Lixu... bisakah kau menjaga Yifang untuk kami?"
Aku kaget, jantungku berdebar hebat. Ini... bukannya sejenis... mereka menyerahkan Yifang untukku?
"Ayi... shushu... aku akan menjaga Yifang. Aku mencintainya, aku tidak akan membiarkan dia disakiti. Aku akan berusaha sekuat tenagaku untuk membahagiakan dia, walau aku tidak sempurna," ucapku.
"Xiexie, Lixu... kami percaya padamu," kata baba sambil tersenyum.