"Bas, karunya tong di heureuyan," ujar Nara memperingati.
(Bas, kasihan jangan dibercandain)
Jenggala hanya melongo. Ah, dirinya capek meladeni Baskara hari ini, Jengga ingin segera merebah di atas karpet yang hangat. Makanya ia hanya merotasikan bola matanya dengan malas ia mengalihkan atensinya dengan mengajak Nara untuk makan di sebuah angkringan dekat pom bensin.
Baskara mengekori mereka di belakang, tanpa merasa capek mulutnya terus mengoceh.
Kuping Jengga pengang, maka ia pun menghentikan langkah dan berbalik, meladeni Baskara agar tidak berisik.
"Yaudah, hayu."
Lunara kemudian melotot kaget, ia kenal betul sifat jahil Baskara yang mendarah daging.Â
"Baskara. Besok lagi mainnya."Â
Baskara malah terkikik, "Nggak papa, Kak Nara. Kakak mau ikutan ngga? Sini kita hompimpa."Â
"Nggak mau, udah Jengga jangan diladenin. Ayo semua kita makan dulu, becandanya nanti lagi."
Baskara merengut, ia menjawil bahu Lunara saat lelaki itu hendak menyibak kain tenda. "Ih, Kak Nara nanti dulu. Tanggung."Â