Mohon tunggu...
Dwi sulistianingsih.
Dwi sulistianingsih. Mohon Tunggu... Guru - Sang pemimpi

Pecinta Karya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Keputusan Hati

1 Agustus 2017   16:39 Diperbarui: 1 Agustus 2017   16:46 1306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ayam apes

Pemandangan sore hari yang sangat indah dari tepi sawah,suara gemericik air mengalir menebarkan kedamaian. Terlihat ditepi saluran irigasi sawah remaja- remaja dan anak -anak kecil tengah asyik bermain dan tertawa,dengan rona kegembiraan terpancaar dari wajah mereka.

Terlihat juga disana seorang gadis yang tengah terduduk diatas sebuah batu besar di tengah gemericik nya air yang mengalir perlahan melewati arah saluran irigasi. Pandanganya mengarah ke langit menatap awan berwarna jingga yang menghalaangi sinar sang surya mencapai bumi. Tian terlihat dari raut wajahnya  tengah memikirkan sesuatu  . tiba -- tiba pandangan tian tertuju pada seekor burung pipit hanyut di salutan irugasi dan burung  itu terlihat berusaha menyelamatkan diri dari arus air saluran irigasi. Tian yang melihat burung yang hanyut  merasa kasiahan dan berusaha mengangkatnaya ke daratan . Tian segera turun dari atas batu dan turun ke air untuk bisa mendapatka burung  yang hanyut tersebut.  Setelah burung itu tian dapatkan tian melihat cairan merah menetes di tanganya . Lalu tian mencari asal cairan merah tersebut. Ternyata cairan merah yang menetes dari tangan tian itu berasal dari sayap burung pipit itu terluka, mugkin sebab itulah burung itu berusaha terbang dan akhirnya karena memaksakan untuk terbang akhirnya jatuh di aliran irigasidan  hanyaut terbawa arus.

Tian adalah sosok gadis yang penyayang melihat burung itu yang terluka saja hatinya sudah mesa iba  dan berkeinginan untuk merawatnaya. Lalu tian membawa burung pipit itu pulang , sesampainya tian di rumah tin langsung mencari sesuatu yang bisa mengobati luka burung itu. Setau tian jika mengobati sebuah luka adalh dengan membersihkanya dan memberikan obat merah pada luka tersebut agar cepat mengerig. Dan tian lakukan hal itu pada buarung pipit yang dibawa pulang olehnya. Tian membersihkan luka pada sayap burung itu ,lalu tian berikan teteskan obat merah pada luka burung tersebut. lalu tian berfikir mau di letakan dimana burung itu ?, tian teringat bahwa dulu tian pernah memeiliki sangkar burung yang terbut dari bambu yang dibelinya dulu dan sudh tidak di gunakan. Lalau tian mencari sangkar itu untuk menjadi tempat tinggal sementara burung itu sampai lukanya sembuh.

Setiap pagi tian selalu memberi makan makan burug itu tepat waktu. Sudah satu minggu sejak hari pertam tian membawa burung itu ke rumah dan burung itu ada di dalam sangkar,mungkin saja lukanya sudah sembuh. Lalu tian membuka pintu sangkar itu,dan membiarkannya tetep terbuka agar jika burung itu ingin terbang dia akan terbang sesua keinginanya. Tian sekali lagi memperhatikan sayap burung itu untuk memastika sayapnya sudah benar-benar sembuh. Dalam satu minggu ini burung itu sudah menjadi peluhaaraan kesayanga tian. Lalu tian pergi untuk makan dan meninggalkan burung itu didalam sangakar yang tergantung di teras rumahnya. Setelah tian selesai makan tian pergi ke terasnya untuk memeriksa apakah burung itu sudah terbang atau belum.

Ternyata burung itu masih ada di dalam sangkarnya dengan posisi yang sama seperti terakhir kali tian melihat burung itu sebelum makan. Tian memandang burung pipit itu lekat lekat. Dan tian menyimpulkan bahwa burung itu masih ingin tetap berada di sangkar itu dan tidak mau keluar. Lalu tian berubah pikiran dan yang ada dalam pikiranya adalah "kenapa harus melepaskanya kan burung ini ,kan udah aku rawat jadi burung ini ngga usah dilepas ajah" pikiran itu muncul karena tian yang sudah terlanjur sayang pada burung itu dan tidak ingin burung itu pergi. Lalu  menutup kembali sangkar itu , tapi apakah perbuatan benar tiyana tetap mengurung burung itu di dalam sangkar, tian memikirkanya sekali lagi dan tian memutuskan untuk benar-benar melepaskanya. Tian mengeluarka burung itu daan menaruhnya diatas pohon yang tingginya tidak berbeda jauh dari tinggi badanya. Lalu tian berkata

"kalo kamu mau terbang terbang ajah ...tapi kamu kan tau burung  aku udah rawat kamu looh..kamu udah jadi binatang kesayangan ku  sat minggu ini jadi kalo kamu mau pergi pergiajah, kalo tetep  pengin jadi peliharaan kesayangan ku kamu terbangnya kerumah aku ya.

Lau tian meninggalkannya di sana  tiyana hanya melihatnya dari kejauhan dan beberapa menit kemudian ternyata benar burung itu benarr benar -terang . Dan tian pergi menuju keteras rumahnya dan duduk disebuh kursi.  Tian duduk melihat lihat halaman rumahnya . tiba -- tiba seekor burung hinggap di samping kursi yang tian duduku. Ternyata itu adalah burun pipit yang tian tinggalkan diata pohon tadi , tian langsung terenyum melihat burung itu sambil berfikir apakah burung itu mengerti yang tian katakan waktu tian meninggalkanya di pohon tadi.

" wooow kirain kamu udah pergi , emang kamu paham burung ku tadi ngomong apaan sama kamu hehehe?'' kata tian girang sperti seorang anak kecil yang menemukan mainanya yang hilang.

Lalu tiyana membawanya masuk kedalam rumah tapi tian tidak meletakanya lagi di dalam sangkar melainkan di sebuah gantungan baju yang tergantung. Lalu tian pergi untuk mengambil makanan burung itu, tiba -- tiba burung itu terbang dam menabrak tembok. Sedangkan di bawahnya ada ayam milik tetangganya masuk kedalam rumaah . Dan apa yang terjadi ketika burung itu menabrak tembok"... BRAK..." siayam sudah stanby dibwahnya mengincar si pipit .Ketika sipipit jatuh si ayam tanpa pikir panjang langsung mematuk pipit. Si ayam ngga tau apa akibatnya jika tiyan melihat si ayam memtuk peliharaan kesayangannya itu sesuatu yang buruk pasti akan terjadi, si ayaam  langsung membawa lari pipit keluar. Dan tian yang melihat sipipit di bawa lari ayam dia langsung mengejar si ayam dengan membawa ranting pohon di tagannya yan dia ambil dari tumpukan kayu di depan rumahnya. Tian terus berlari mengejar ayam itu, tian berlari mengejar yam itu sambil berteriak-teriak dan mengacungkan rantin yang ada di tanganya

" woy...behenti! ...dasar ayam nyebelin!... nanti burungnya mati...,dan tian terus mengejarnya hingga akhirnya ayam itu tidak mempunyai rung lagi untuk berlari dan menabrak jaring yang ada di belakang rumahnya.  "... BLAKKK..." sebuah pukulan mendrat tepat di punggung ayam itu dan juga mengenai kepalanya. tangan tian reflek memukul karena saking gregetannya .

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun