Mohon tunggu...
Dwi sulistianingsih.
Dwi sulistianingsih. Mohon Tunggu... Guru - Sang pemimpi

Pecinta Karya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Keputusan Hati

1 Agustus 2017   16:39 Diperbarui: 1 Agustus 2017   16:46 1306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"emang kamu ngga denger , tadi pagi tian itu kecelakaan sekarang lagi dirawat di rumahsakit. Kata tetangganya menjelaskan. Setelah mengetauhui bahwa sahabatnya mengalami kecelakaan wajah eva seketika berubah menjadi pucat .

"sekarang tian dirawat di rumahsakit mana bu?" . tanya eva panik.

" sekarang tian ada dirumah sakit deket sini, rumahsakit yang ada di sebrang lampumerah".

"trimakasih bu , saya permisi dulu bu". Tian segera pergi untuk melihat keadaan sahabatnya di rumah sakit.

Setelah eva sampai di rumah sakit lalu eva bertanya pada pegawai rumahsakit yang berada dipintu loket pendaftaran.

" maaf mba ruangan pasien kecelakaan motor tadi pagi di sebelah mana ya?".tanya eva.

" oh pasien yang mengalami keelakaan motor tadi pagi ada di ruang anggrek nomer 5 de".

" trimakasih mba''.  Lalu eva berjalan menuju tempat tian berada. Eva membaca setiap nama ruangan yang eva lewati. Hingga akhirnya eva sampai pada kamar yang bertuliskan ANGGREK 05 sebelum eva masuk  ruangan eva melihat dari luar pintu  yang setenga terbuka. Sebuah wajah yang amat menahan sakit berbaring sendirian  diatas ranjang beralas kain sprai biru muda.

 Sesak di dada eva rasakan , seseorang yang biasanya dengan wajah cerianya terbaring disana. Airmata begitu saja menetes merasakan betapa kesakitan sahabatnya saat itu. Karena persahabatan mereka yang sudah terjalin begitu lama membuat mereka seperti seorang adik dan kakak. Kini eva mmelihat tian disana yang terbaring lemas, bukanlah  sebagai sorang sahaabat tapi seorang adik yang sedang menderita. Kemudian tian langkah demi langkah masuk kedalam ruangan mendekati tian. 

Hingga berada tepat di samping tian dan tian hanya bisa menatap kedatangan sahbatnya, tanpa bisa menahan isak tangisnya sambil memegang tangn tian  seketika eva menangis hingga begitu terisak isak seperti merasakan betapa sakitnya luka yang dirasakan tian. Tian sekailagi menatap eva dan mengangkat tangan eva dan menggenggam dengan kedua tanngannya sambil berkata.

" tolong jangan nangis va, dengan melihat kamu menangis justru itu membuat ku merasa semakin sakit..please .. jangan nangis aku ngga papa ,aku baik --baik ajah". Kata tian berusaha menenangkan sahabatnya agar berhenti menangis.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun