Mohon tunggu...
Dwi sulistianingsih.
Dwi sulistianingsih. Mohon Tunggu... Guru - Sang pemimpi

Pecinta Karya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Keputusan Hati

1 Agustus 2017   16:39 Diperbarui: 1 Agustus 2017   16:46 1306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Makin keras tian berusaha menjauhi suara itu tapi malah terdengar semakin jelas di telinganya. Tian terdiam sejenak berusaha mengenali suara suara itu. Tian  seperti pernah mendengar suara- suara itu.  Setelah tian mendengarkan baik --baik suara itu tian seperti mengenalnya .tian segera teringat itu adalah suara kambing,bebek,sapi,dan suara ayam berkokok. Suara --suara ini sepertinya sering tian dengar pada pagi hari . Ketika  berusaha mengenali satu persatu suara suara itu tiba -tiba muncul suara lain. Sepertinya itu adalah suara seseorang. Suara itu terus saja memanggil namanya membuat tian semakin takut. Setelah hadirnya suara orang yg terus memanggil itu.

Tiba tiba ditempat itu terjadi gempa. Dan suara seseorang yang tian  dengar sebelumnya terdengar semakin keras hingga berubah menjadi suara jeritan. Kemudian setelah kejadian itu ,tian segera terbangun dan terduduk dengan keadaan seluruh tubuhnya basah penuh keringat akibat mimpi buruk itu. Ternyata suara seseorang yang terus berteriak memanggil-manggil dalam mimpinya berasal dari teriakan adiknya dan guncangan dalam mimpiku juga akibat dari tarikan tangan adiknya yang berusaha membangunkannya. Sedangkan suara sapi,ayam,kambing,bebek itu berasal dari suara hewan ternak milik tetangganya. Semuanya masuk ke dalam mimpi   tian dan membuat mimpinya menjadi mimpi buruk yg mengerikan.

"Astauhfirlohhalazim..... untung Cuma mimpi". Tian sepertinya ingin sekali memarahi adiknya itu. Karena teriakan aiknya tian jadi mendapatkan mimpi buruk itu. Tapi tian juga bersyukur karena berkat adiknya dia dapat keluar dari mimpi buruk yang membuatnya ketakutan.

"ada apa?" Tanya tian dengan nada khas orang baru bangun tidur.

        "tuh" kata adiknya sambil menunjuk jendela kamar tian.

 Kemudian tian melihat ke arah jendela, dan yang hanya dapat tian lihat adalah pemandangan rintik rintik gerimis dibalik jendela.

        "kenapa jendela nya?" Tanya tian bingung.

        "kakaku yang paling rajin bangun pagi tuh liat jamnya" kemudian tangan adiknya menunjuk jam dinding diatas pintu kamar tian.

"oh ya ampun udah jam 6 lebih10 menit  !, kenapa ngga dibangunin dari tadi sih" . kata tian dengan nada tinggi, tian segera berlari turun dari tempat tidur dan menuju ke kamar mandi dan segera bersiap-siap ke sekolah . Pukul 06.45 tian siap berangkat sekolah,dia segera mengambil tas dan menemui ibunya untuk berpamitan, bahkan tian tidak sempat memakan sarapan nya. Tian sudah yakin bahwa dia akan terlambat sebab jarak rumah nya kesekolah cukup jauh, jika di tempuh dengan sepeda motor kurang lebih 35 menit dengan kecepatan rata-rata 70 km/jam. Belum lagi ditambah dengan macet dijalan yang biasa terjadi membuat waktu tempuh semakin lama. Lalu tian menghampiri ibunya yang tengah berada di teras rumah .

"bu aku berangkat dulu bu asalamualaikum..."sambil tersenyum dan mencium tanga ibunya.

"sarapannya udah di makan belum dimeja?" tanya ibunya.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun