Mohon tunggu...
Dwi sulistianingsih.
Dwi sulistianingsih. Mohon Tunggu... Guru - Sang pemimpi

Pecinta Karya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Keputusan Hati

1 Agustus 2017   16:39 Diperbarui: 1 Agustus 2017   16:46 1306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"belum bu.. nanti ajah makan di sekolahan ini udah siang banget udah telat bu".lalu tian mencium pipi ibunya dan melambaikan tangan pada ibunya  segera menuju motor untuk segera berangkat.

"waalaikumsalam ..jangan kebut -kebutan  hati-hati di jalan ..!"teriak ibunya di kejauhan.

Tian yang sudah melaju diatas motornya hanya mengangguk dan tersrenyum pada ibunya. Tian selalu mengingat pesan orangtuaanya, tapi bagaimana mungkin tian mengendarai denngan kecepatan rendah. Sekarang saja sudah jam 7 kurang15 meit. Tian memacu motornya dengan kecepatan rata --rata 80 km/jam. Setelah setengah perjalanan tiba-tia tian seperti mendengar suara bisikan yang mengatakan JANGAN MEMACU MOTORMU DENGAN KECEPATAN TINGGI KAMU AKAN TERJATUH! Tian mendengar bisikan itu sebanyak 3kali dan firasatnya pun mengatakan hal yang sama.

 Tapi tian berfikir itu hanyalah firasat saja, tian tetap memacu kendaraan nya dengan kecepatan tinggi. Saat di pertigaan  ketika tian ingin menyebrang. Tiba tiba motor dengan kecepatan tinggi dari arah belakang menyermpet hingga tian tersungkur kejalanan dan terseret sejauh kira-kira 4 meter dari tempatnya jatuh hingga  hampir terlindas mobil yang sedang melintas. 

Tapi beruntung mobil itu mengerem dengan cepat jika tidak entah bagaimana nasib tian saat itu. Kondisi dari orang yang menabraknya sangat parah lebih parah ketimbang tian salah satu kakainya patah, dan yang dibonceng orang yang menabrak tian terjatuh trlempar dari motor , karena tidak mengenakan helm kepalanya terbentur trotoar yang menyebabkan kepala orang itu mengalami pendarahan. Sedangkan keadaan tian yang penuh luka-luka di bagian lengan dan kakinya yang berlumuran darah akibat terseret di aspal . Kondisi tian begitu lemas setengah tak sadarkan diri. Tian dan orang yang menabrak nya ditolong oleh warga sekitar dan di bawa kerumah sakit. 

Dalam kecelakaan itu entah tian atau pengendara motor yang menabrak tian yang bersalah,tapi untunglah ada saksi yng melihat kejadian tersebut. Sebelumnya pengendara motor yang menabrak tian sempat menyalahkan tian sebelum akhirnya ada saksi yang mengatakan bahwa tian tidaklah bersalah.

        Seperti biasanya setiap pulang sekolah eva pergi kerumah tian untuk curhat segalamacam hal yang terjadi di sekolahnya. Ketika eva berjalan di teras rumah tian terlihat ada sesuatu yang tiadak biasanya terjadi di rumah tian. Pintu yang biasanya terbuka dan suara televisi yang terdengar keras dari luar hari ini tidak terdengar sama sekali. Bahkan ayah tian yang setiap hari duduk di teras  sambil minum kopi kini juga tiada lagi. Tiba-tiba pertanyaan berkelebat dibenak eva,kenapa aneh sekali suasana rumah ini yang biasanya ceria sekarang begitu sepi. Lalu eva memanggil tian ntuk memastikan apa sebenarnya yang terjadi .

"tian.....kamu dirumah pa ngga?".tapi tidak ada sahutan sama sekali, lalu tian mencoba memnggil tian sekalilagi.

"tian.....". tapi juga sama sekali tidak adda jawaban. Ada tetangga yang melihat eva memanggil nama tian berulang-ulang lalu bertanya.

" kamu nyari siapa va ? yang punya rumah lagi ngga ada di rumah , lagi pergi.

"eangnya pada pergi kemana bu?. Tanya eva penasaran.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun