Mohon tunggu...
Biyan Mbois
Biyan Mbois Mohon Tunggu... Bankir - Ngestoaken dhawuh ROMO, anut ROSO

Penjelalah ke dalam diri

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Yang Terserak

23 Oktober 2019   23:39 Diperbarui: 24 Oktober 2019   00:00 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ternyata terkaanku keliru. Rindu bukan saja datang bersama angin. Namun ia juga datang bersama sinar matahari, hiruk pikuk suara semesta, aneka rupa warna dan beragam bau daun, batu, air, debu, asap, kulit pojon, cucian kertas tisu, rokok, kopi, handphone, gunting, beras dan ah, pokoknya di setiap yang ada.

Sesudahnya ia bukan hanya hinggap tapi juga berbiak-biak tanpa batasan dan ukuran. Ia bukan saja memenuhi hatiku tapi juga nafasku bahkan hidupku.

Dan kini aku hanya bisa termangu terpesona dan hilang kata, tidak sendiri apalagi kesepian.

Aku penuh rindu padamu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun