Maulid Nabi, tiba saatnya kita rayakan, cahaya kehidupan, di bulan yang penuh berkah.
Aku membuka lembaran-lembaran hati yang pernah digores dengan berbagai tinta
Ketika kita dipisahkan oleh jarak, dari sanalah kita mulai mengerti apa itu rindu yang sebenarnya.
Beritahu aku Bagaimana cara terbaik menenangkan hujan yang membadai?
Di akhir nanti, semua akan kembali, Nyawa merasakan mati, suara sunyi membekas
Apa sih pendekatan mimetik pada puisi? Yuk cari tau!
Dipenghujung suka akhirnya menemui duka kala senja telah berduka di waktu yang tersisa kamu telah berubah
Tak ingin ku menjala ingatan yang tenggelam, apalagi mengulang masa silam yang lebam
Aku berlarut, tenggelam, merenung dan runtuh,terlebih malam yang sering mengadu perihal rindu, “pakai saja otakmu”, kataku.
aku adalah sosok jiwa yang merindukan sebongkah hati
Ada sawah. Beras tersedia melimpah. Negeri aman karena padi tersimpan
Kasih yang terbuang, seperti angin yang tak terabaikan,
Puisi Sinau cagar budaya adalah upaya sosialisasi cagar budaya dalam bahasa puisi dan sastra, agar lebih memikat dan bisa dibacakan unt acara sigarda
Raungan suara sumbang yang diberikan seorang insan.
Menjadi baik itu susah. Terlebih berbuat baik kepada yang mencela kita, tapi kalau sudah terbentuk disiplin, baik kepada yang mencela itu anugerah.
Bangsa, sudah berapakah lama engkau merdeka?, Tangis sepi prajurit tak memakai sanggul.
Lentera di malam gelap bersinar redup, menyinari langkah perjalanan hidup
Menjulur, menukik, dan meliuk, Hanya kesabaranlah yang menentukanmu
Dalam kelam malam yang senyap merayap, Terlukis bayangan di jendela hati, Pantulan jiwa, cermin batin yang dalam
Apapun itu aku lebih terpukau isi pikirannya. Mengalirkan ide-ide cemerlang tanpa sungkan.