Aku selau merendungkan hengkau memberikan senyum aku pasti kembali suatu hari ketika hengkau memberikan senyum aku melangkah segalah perkatahan yang k
tungku di atas Pawon bukit mu adalah kehidupan yang di tunggu dengan sedikit atau menggunung isi
Ada nama yang belum sempat aku dapatkan,lalu ia pergi, dan aku dipaksa untuk merelakan,diantara luasnya semesta,mengapa tuhan menjatuhkan rasaku,pada
Video musikalisasi pembacaan puisi yang berjudul: Kepergiannya Sangat Terasa
Di tengah hujan dan pikiran yang berantakan, ada sosok kecil yang diam muncul, membawa kehangatan ke dalam momen yang hening.
Orang tua sosok paling berjasa dalam hidup ku dari kecil hingga dewasa cinta dan pengorbanan mereka mengalir tanpa pamrih
Sayangku, kekasihku, cintakuSesungguhnya, ada apa denganmu?Benda apa yang mengikat kakimu itu sayangku?Sehingga berat buat melangkah pergiSendal baru
Semalam hujan mengguyur dengan santainya tak merasa lelah meskipun hingga pagi buta
Ruh Dan DarahMalam Gelap Gulita Bulan Tak Lagi Menampakkan DirinyaLangit Memerah, alam berduka.Angin sepoi-sepoi berhembusDia melampaui Barat, Ti
Puisi ini menceritakan tentang "Keputusasaan, Bimbang, Sedih, dan Penuh Teka-Teki". Disampaikan oleh penyair dalam setiap baitnya.
Seteru langgam upaya senarai pantas menderuimpian tingkah sempurna intonasi latah meriahrisalah dimensi pualam isyarat penuh baktipandangan rasa angan
Aku adalah piria yang hengkau hargai memperjalana hidup mu dan hengkau adalah kekasi mu yang ku hargai di dalam hati ku yang tersenyum dari mu dan aka
Hujan di pagi buta Datang dengan tiba-tiba angin terbang menyapu halus seketika
Aku memilih mencintaimu dalam diam karena dalam diam tak akan ada penolakan aku memilih mencintaimu dalam kesepian karena dalam kesepian tidak ada ora
mengenal tanpa sengaja' tapi melupakan hampir gila, siapa sangka wajah semanis senja memberikan luka sedalam samudra."
Kubiarkan sejuta kata tercurah,Pada angin yang laluMenerpa dedaunan sunyi,Mengundang senyum tak bersuara.Tebarkan resah pada kerlip bintang,Biarlah me
Hujan jatuh, tapi tak sejuk,Langit kelabu tak lagi lucu.Ada rindu yang ingin mengeluh,Tapi bibir membatu, tak sanggup merayu.Jalan basah, jejak pun hi
Dewa-dewa apa pun yang berdiam dalam doa, yang ditujukan pada sebab akibat tidak akan menjelaskan pembentukan masyarakat yang tidak banyak bergerak, t
Betapa hindanya negeri in laut yang berombak ombak lereng yang bertingkat tingkat angin berembus sepoi sepoi berdiri akau di tepi pantai dibawa
Masih ingatkah janji? Bahwa pergi ke pantai suatu hal yang ku nanti