kau tutup tirai jendela dengan pelan dan tiba-tiba dengan kecepatan yang tak kuduga, kau hamburkan pelukan dan ciuman yang panas hingga aku susah bernafas dan tak kuasa membalas
20
Melarik senja
Seperti sore yang mengeja waktu dengan jingganya, yang tak putus mendaraskan doa, dan tak henti menyelimuti matahari. Itulah aku yang tak henti mengenangmu sampai ke sum-sumku dan makin mencintaimu di tiap detikku
21
Telah Terpatri
langit mengirimkan puisi yang pasi ke ranjangku yang beku,
sementara rinduku gagal melacak jejak rindumu yang hilang di ujung kabut
Meskipun bau tubuhmu tetap menancap tajam di ingatan
22
Sumpah
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!