Mohon tunggu...
Biyan Mbois
Biyan Mbois Mohon Tunggu... Bankir - Ngestoaken dhawuh ROMO, anut ROSO

Penjelalah ke dalam diri

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Yang Terserak

23 Oktober 2019   23:39 Diperbarui: 24 Oktober 2019   00:00 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kuhela nafas, menyimpulkan betapa rinduku begitu mesra bersekutu

dengan waktu

7

Kecupan dan hasrat

Pada dua alismu terbentang jembatan rambut-rambut halus tempat aku menyemaikan kecupan dan hasrat

tetaplah kasih, kau larut dalam ciumku

sampai maut menjemput

8

_Percakapan Gelap_

"Sayang, kemarilah. Peluk aku erat-erat sebelum engkau kembali padanya. 

Jadikan percintaan kita sekarang seolah percintaan yang terakhir. Panas, ganas dan buas," pintaku padanya yang sedang termangu menatap keluar jendela dengan tubuh dililit selimut seadanya. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun