5. Manipulasi dan Kontrol Terselubung
Gambar yang membagi dunia menjadi dua wilayah, apa yang bisa kita kontrol dan tidak---mengabaikan dimensi ketiga yang jauh lebih subtil dan berbahaya: manipulasi. Di sinilah muncul ironi filosofis yang mendalam. Sebab, dalam kenyataannya, banyak hal yang kita anggap "tidak bisa dikontrol" ternyata bisa dipengaruhi, bukan dengan kekuatan langsung, melainkan melalui sistem simbolik, psikologis, dan sosial yang tak kasatmata.
Michel Foucault: Power/Knowledge dan Mekanisme Kekuasaan
Foucault, dalam karya-karya seperti Discipline and Punish dan The History of Sexuality, memperkenalkan gagasan bahwa kekuasaan (power) tidak hanya bekerja melalui larangan atau kekuatan koersif, tetapi melalui penyusunan pengetahuan (knowledge), norma, dan wacana yang membentuk subjektivitas manusia. Dengan kata lain, kontrol paling efektif bukan yang dipaksakan dari luar, tapi yang ditanamkan di dalam kepala.
Contohnya, dalam masyarakat modern, kita tidak selalu diawasi secara fisik, tetapi tetap berperilaku seolah-olah diawasi. Foucault menyebutnya sebagai efek panoptikon---sebuah bentuk kontrol terselubung di mana struktur sosial membuat kita menjadi pengawas bagi diri kita sendiri. Maka, kontrol tidak hilang, ia hanya bersembunyi dalam internalisasi norma.
Etika Manipulasi: Dari Politik hingga Relasi Personal
Manipulasi bukan sekadar taktik politik atau strategi iklan. Ia merasuk hingga ke kehidupan sehari-hari: dalam hubungan keluarga, relasi romantik, hingga budaya kerja. Seorang politisi mungkin tidak bisa "mengontrol" suara rakyat secara langsung, tetapi bisa membentuk opini publik dengan narasi, framing, dan spin doctoring.
Begitu pula dalam relasi personal, seseorang bisa mempengaruhi pasangannya melalui rasa bersalah, permainan emosi, atau "silent treatment." Ini bukan kekerasan langsung, tetapi bentuk kendali halus yang bekerja di bawah permukaan.
Di sini muncul dilema etis: kapan pengaruh menjadi manipulasi? Apakah mempengaruhi orang untuk berhenti merokok dengan kampanye emosional itu etis? Bagaimana dengan iklan yang menargetkan rasa takut kehilangan (FOMO)? Manipulasi selalu berada di wilayah abu-abu antara niat baik, kontrol sosial, dan eksploitasi psikologis.
Nudging: Kontrol yang Lembut tapi Efektif
Dalam konteks ekonomi perilaku, Richard Thaler dan Cass Sunstein memperkenalkan konsep nudge---intervensi halus yang mendorong orang membuat keputusan tertentu tanpa melarang opsi lain. Contohnya, menaruh buah di rak mata saat sarapan agar orang lebih memilihnya dibanding donat.