Warisan Trauma: Trauma masa kecil dan luka psikologis yang belum sembuh membentuk respons terhadap dunia yang tidak sepenuhnya bisa dikendalikan oleh niat pribadi.
5. Relationships (Hubungan Interpersonal)
Ketimpangan Emosional atau Ekonomi: Relasi bisa terhambat oleh ketidakseimbangan kekuasaan, pendidikan, atau status sosial.
Kondisi Eksternal yang Menekan: Pandemi, konflik politik, atau migrasi paksa dapat memisahkan orang dari pasangan, teman, atau keluarga.
Budaya Patriarkal / Normatif: Di banyak masyarakat, norma budaya membatasi pilihan dalam hubungan (misal: siapa boleh dikencani, dinikahi, atau bagaimana peran dijalankan).
6. Productivity (Produktivitas)
Burnout Sistemik: Dunia kerja modern seringkali mengagungkan produktivitas, tapi tidak memberi cukup waktu untuk istirahat, pemulihan, atau kreativitas.
Gangguan Eksternal Mikro: Notifikasi terus-menerus, kondisi kerja yang tidak ergonomis, atau peralatan yang rusak bisa mengganggu fokus.
Krisis Iklim & Ketidakpastian Sosial: Perasaan tak menentu tentang masa depan bisa menciptakan "existential fatigue" yang menggerus motivasi kerja jangka panjang.
Variabel yang kita anggap sebagai "dalam kendali penuh" sebenarnya rentan terhadap intervensi, tekanan, dan hambatan dari luar. Faktor-faktor seperti sistem ekonomi, kondisi sosial, infrastruktur publik, warisan psikologis, hingga algoritma digital modern bermain peran besar dalam menentukan kualitas dan keberlangsungan kontrol pribadi.
Maka, pemahaman yang utuh dan jujur atas interdependensi antara kendali pribadi dan struktur eksternal sangat penting---bukan untuk menyerah, melainkan untuk memperkuat strategi hidup yang adaptif dan realistis.