Muhammad dalam Perang Badar mendapat bimbingan ilahi dalam strategi perang, yang menunjukkan bahwa intervensi Allah bisa berbentuk pencerahan intelektual dan keputusan yang tepat pada saat kritis.
Kesimpulannya, Allah bertindak melalui hukum-Nya, tetapi tidak terikat olehnya dalam cara yang dipahami manusia. Ini memberikan ruang bagi pengalaman spiritual tanpa harus menegasikan sains dan rasionalitas.
2. Relevansi untuk Pemikiran Kontemporer
Bagaimana Memahami Allah dalam Dunia Sains dan Spiritualitas Modern?
Dalam era modern, di mana sains sering dianggap sebagai satu-satunya cara memahami realitas, banyak orang menghadapi kesulitan dalam mendamaikan iman dan rasionalitas. Sintesis yang kita tawarkan memiliki implikasi penting:
Allah Tidak Bertentangan dengan Sains, tetapi Melampauinya
Sains menjelaskan mekanisme kerja alam, sedangkan agama menjelaskan makna dan tujuan dari keberadaan alam tersebut.
Hukum fisika seperti gravitasi dan elektromagnetisme adalah manifestasi dari kehendak Allah dalam bentuk keteraturan, sementara wahyu dan mukjizat adalah manifestasi dari kehendak Allah dalam bentuk petunjuk dan kebijaksanaan.
Ini sejalan dengan pemikiran ilmuwan seperti Albert Einstein yang berkata, "Science without religion is lame, religion without science is blind."
Spiritualitas Modern: Menghubungkan Sufisme dengan Pemikiran Kontemporer
Banyak filsuf modern mencoba memahami realitas dari perspektif kesadaran dan pengalaman subjektif, seperti dalam fenomenologi Edmund Husserl atau pemikiran William James tentang pengalaman religius.