Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Dialektika Intervensi Ilahi dalam Perspektif Filsafat Ketuhanan dan Sufisme

29 Maret 2025   07:15 Diperbarui: 29 Maret 2025   07:15 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Bab 2. Doa Muhammad di Badar dan Ragam Intervensi Ilahi dalam Kerangka Sunatullah

1. Doa Muhammad di Malam Badar: Menggugah Akal dan Menguji Paradigma Ketuhanan

Pada malam menjelang Perang Badar, Rasulullah SAW berdoa dengan kata-kata yang mengguncang pemahaman manusia tentang hubungan Allah dan makhluk-Nya:

"Ya Allah, jika pasukan kecil ini binasa, maka tidak ada lagi yang akan menyembah-Mu di muka bumi."

Doa ini menghadirkan paradoks teologis: Bagaimana mungkin Allah Yang Maha Mutlak "memiliki kepentingan" terhadap manusia? Bukankah dalam berbagai ayat disebutkan bahwa Allah tidak membutuhkan makhluk-Nya, sementara manusia yang membutuhkan Allah (QS. Fatir: 15)? QS. Yunus (10): 99

"Dan jika Allahmu menghendaki, tentu semua orang di bumi seluruhnya beriman. Maka apakah engkau (Muhammad) hendak memaksa manusia agar mereka menjadi orang-orang yang beriman?"

Lantas, mengapa justru Nabi Muhammad SAW berargumen dengan urgensi eksistensi umat Islam untuk mempertahankan ibadah kepada-Nya?

Terdapat dua aspek mendalam dalam doa ini:

  1. Aspek Humanis: Doa ini menunjukkan betapa dalam kesadaran Muhammad akan peran umat Islam dalam membawa risalah, sehingga kehancuran mereka bukan hanya kekalahan militer, tetapi juga kehilangan sebuah sistem nilai yang menopang tauhid di dunia.

  2. Aspek Teologis: Doa ini seakan menunjukkan Allah memiliki kepentingan, tetapi kepentingan ini bukan dalam arti kebuAllah, melainkan dalam bentuk kehendak (iradah) yang menginginkan kebaikan bagi manusia. Jika kehancuran umat Islam terjadi, maka jalan hidayah akan tertutup bagi banyak manusia, dan ini bertentangan dengan hikmah Allah yang telah menurunkan wahyu.

2. Ragam Intervensi Allah dalam Perang: Sunatullah yang Menyelamatkan Umat

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun