Bab 2. Doa Muhammad di Badar dan Ragam Intervensi Ilahi dalam Kerangka Sunatullah
1. Doa Muhammad di Malam Badar: Menggugah Akal dan Menguji Paradigma Ketuhanan
Pada malam menjelang Perang Badar, Rasulullah SAW berdoa dengan kata-kata yang mengguncang pemahaman manusia tentang hubungan Allah dan makhluk-Nya:
"Ya Allah, jika pasukan kecil ini binasa, maka tidak ada lagi yang akan menyembah-Mu di muka bumi."
Doa ini menghadirkan paradoks teologis: Bagaimana mungkin Allah Yang Maha Mutlak "memiliki kepentingan" terhadap manusia? Bukankah dalam berbagai ayat disebutkan bahwa Allah tidak membutuhkan makhluk-Nya, sementara manusia yang membutuhkan Allah (QS. Fatir: 15)? QS. Yunus (10): 99
"Dan jika Allahmu menghendaki, tentu semua orang di bumi seluruhnya beriman. Maka apakah engkau (Muhammad) hendak memaksa manusia agar mereka menjadi orang-orang yang beriman?"
Lantas, mengapa justru Nabi Muhammad SAW berargumen dengan urgensi eksistensi umat Islam untuk mempertahankan ibadah kepada-Nya?
Terdapat dua aspek mendalam dalam doa ini:
Aspek Humanis: Doa ini menunjukkan betapa dalam kesadaran Muhammad akan peran umat Islam dalam membawa risalah, sehingga kehancuran mereka bukan hanya kekalahan militer, tetapi juga kehilangan sebuah sistem nilai yang menopang tauhid di dunia.
Aspek Teologis: Doa ini seakan menunjukkan Allah memiliki kepentingan, tetapi kepentingan ini bukan dalam arti kebuAllah, melainkan dalam bentuk kehendak (iradah) yang menginginkan kebaikan bagi manusia. Jika kehancuran umat Islam terjadi, maka jalan hidayah akan tertutup bagi banyak manusia, dan ini bertentangan dengan hikmah Allah yang telah menurunkan wahyu.
2. Ragam Intervensi Allah dalam Perang: Sunatullah yang Menyelamatkan Umat