Kesimpulan
Deisme gagal menjelaskan wahyu dan interaksi Allah dengan makhluk-Nya, karena menganggap Allah pasif.
Panteisme gagal menjelaskan mukjizat dan kehendak bebas Allah, karena meleburkan Allah ke dalam alam semesta.
-
Materialisme dan empirisme radikal gagal menjelaskan pengalaman mistik dan kesadaran spiritual, karena membatasi realitas hanya pada yang dapat diukur secara fisik.
Dengan demikian, perspektif sufisme yang menekankan keseimbangan antara intervensi Allah dan hukum alam lebih mampu menjelaskan realitas spiritual yang dialami manusia dibandingkan dengan ketiga pandangan filsafat ini.
Bab 5. Menuju Model Pemahaman Baru
Setelah mengkritisi berbagai pendekatan filosofis yang gagal menjelaskan hubungan antara Allah dan dunia, kita perlu menawarkan sintesis baru yang lebih koheren dalam menjelaskan intervensi Allah. Sintesis ini harus mampu menampung pemahaman ketuhanan yang dinamis, sejalan dengan hukum alam, tetapi tetap mempertahankan ruang bagi pengalaman spiritual, wahyu, dan mukjizat.
1. Sintesis: Allah Bertindak Melalui Hukum-Nya, tetapi Tidak Terbatas Olehnya
Paradigma Baru: Allah Tidak Harus Melanggar Hukum-Nya untuk Berinteraksi dengan Dunia
Salah satu kesalahpahaman dalam perdebatan teologis adalah anggapan bahwa intervensi Allah selalu berarti pelanggaran terhadap hukum alam. Padahal, intervensi Allah dapat berupa:
Pemberian Makna Spiritual dalam Hukum Alam