Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Dialektika Intervensi Ilahi dalam Perspektif Filsafat Ketuhanan dan Sufisme

29 Maret 2025   07:15 Diperbarui: 29 Maret 2025   07:15 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Dialektika Intervensi Ilahi dalam Perspektif Filsafat Ketuhanan dan Sufisme

Abstrak

Dalam filsafat ketuhanan, perdebatan antara intervensi langsung Allah dan mekanisme hukum alam (sunatullah) telah menjadi titik sentral pemikiran metafisika sejak era filsafat klasik hingga diskursus modern tentang transendensi dan imanenitas tuhan. Dalam diskursus Islam, tampak paradoksial bahwa Allah, sebagai al-Qadir (Maha Kuasa), dalam beberapa kasus bertindak secara langsung (seperti menyelamatkan Ibrahim dari api), sementara dalam kasus lain mengharuskan makhluk-Nya berusaha terlebih dahulu (seperti Maryam yang diperintahkan menggoyangkan pohon kurma untuk memperoleh rezeki). Fenomena ini mengundang pertanyaan filosofis mendalam: Kapan Allah bertindak secara langsung dan kapan menggunakan hukum alam atau perantara?

Paper ini mengeksplorasi dialektika antara teologi intervensionis dan naturalisme teistik, menguji batasan antara determinisme teologis dan kebebasan manusia, serta menganalisis bagaimana sufisme memahami hubungan Allah dengan realitas melalui konsep maqam-maqam spiritual. Dengan mengacu pada filsafat ketuhanan Ibn Arabi, Mulla Sadra, dan konsep voluntas Dei dalam tradisi teologi Barat, kita akan menelusuri apakah Allah secara inheren melibatkan diri dalam ciptaan-Nya atau membiarkan hukum-Nya bekerja secara otonom.

Lebih jauh, paper ini akan mengkritisi beberapa aliran filsafat yang berupaya menjelaskan hubungan Allah dengan dunia, termasuk deisme (Tuhan pasif setelah menciptakan dunia), panteisme (Tuhan identik dengan alam), serta materialisme dan empirisme radikal (yang menolak intervensi metafisis dalam dunia empiris). Dengan pendekatan sufisme, khususnya konsep fana' dan baqa' dalam maqam spiritual, kita akan mengungkap apakah pengalaman mistik merupakan jalan epistemik yang valid atau sekadar ilusi subjektif.

Dengan analisis yang menelusuri peristiwa intervensi Allah dalam sejarah para nabi, hukum sebab-akibat dalam Islam, dan kritik terhadap paham filsafat yang menolak intervensi ilahi, paper ini bertujuan untuk menawarkan sebuah sintesis baru dalam memahami mekanisme keterlibatan Allah dalam dunia: apakah Allah bertindak secara langsung, ataukah kita yang harus menemukan kehadiran-Nya dalam keteraturan yang tampak 'alami'?

Outline 

Bab 1. Pendahuluan

1. Latar Belakang Permasalahan:

Kontradiksi yang tampak dalam tindakan Allah:langsung vs perantara

Signifikansi pertanyaan ini dalam filsafat ketuhanan

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun