Mohon tunggu...
Igniz Patristiane
Igniz Patristiane Mohon Tunggu... -

kerja, kuliah, me-time. perpaduan dari legitnya seduhan panas vanilla latte dengan topping whipped cream pada pagi hari yang dingin. dengan menulis di waktu senggang serasa menikmati roti bakar selai nanas dengan taburan keju bagiku :)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Lena

24 April 2017   14:18 Diperbarui: 25 April 2017   02:00 1064
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Apakah seharian ini tadi ia sempat meneleponmu?”

Indra mengangguk. “Ya,” ia mengatakan bahwa istrinya sudah meneleponnya sebanyak tiga kali pada hari ini.

Mungkin karena wine yang ia minum, Lena merasakan badannya sangat gontai, dengan kepala yang terasa antara sangat ringan dan sangat berat. Ia membuat Indra tampak khawatir. Tanpa menunggu Lena menghabiskan es krimnya, Indra segera meminta bill-nya, melakukan transaksi dengan kartu kreditnya yang berwarna gold mengkilat, dan meninggalkan beberapa lembar uang sebagai tips di atas meja sebelum mengajak Lena meninggalkan restoran itu.

“Mungkin udara malam kali ini terlalu dingin, tidak baik untuk kesehatanmu, Lena,” Indra menggandeng Lena, berjalan menuju lift yang biasa ia lewati setiap kali hendak menuju halte busway untuk pulang ke rumah kontrakannya di daerah Karet. Mereka keluar di lantai 3 mall, tepat di pintu toko buku yang masih buka, karena memang belum pukul sepuluh malam.

“Kita ke mana, Indra?”

“Kau perlu istirahat sebentar,” dengan rengkuhan tangannya yang hangat, Indra membuat Lena merasa sangat nyaman. “Kita ke apartemen sebentar.”

Apartemen tempat Indra tinggal dapat dilalui dengan terus berjalan lurus dari toko buku lantai 3 mall itu. Pada ujungnya mereka akan mendapati access glass door dengan dua deret lift Hyundai yang dapat membawa mereka ke lantai sebelas gedung apartemen itu.

Gedung apartemen bintang lima yang mewah dengan lantai marble yang mengkilap. Dua orang recepsionist dan satu security guard menyambut kedatangan mereka di lobby yang tampak megah dengan irama musik Concerto nomor 5. Lena sedikit tahu tentang irama Mozart dan saat ia dengarkan lebih seksama, nadanya ada pada A mayor.

“Selamat malam, Bapak dan Ibu,” sapa dua orang receptionist di belakang counter meja yang dihiasi dua vas dengan bunga-bunga orchid warna putih segar. Mereka seorang laki-laki dan perempuan yang ramah dengan baju seragam yang mirip dengan seragam yang biasa dikenakan cabin crew. Di seberang counter ada seorang security berjas hitam dan berdasi. Ia mengangkat tangannya yang sebelah kanan, menunjuk ke arah lift dengan signage huruf F1 & F2.

“Terima kasih,” kata Indra pada security yang mengikuti mereka menuju lift. “Saya ada kartu akses,” Indra tersenyum sembari menunjukkan sebuah kartu warna putih seukuran kartu ATM. Security itu mengerti dan tidak lebih jauh mengantarkan mereka.

Lift membawa mereka ke lantai tempat apartemen Indra berada. Sebuah apartemen dengan satu kamar tidur yang besar dan Jacuzzi yang mewah. Lena duduk di sebuah sofa panjang yang sangat empuk. Sebuah chandelier menyala elegan, sangat mengesankan bagi perasaan Lena.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun