Mohon tunggu...
Igniz Patristiane
Igniz Patristiane Mohon Tunggu... -

kerja, kuliah, me-time. perpaduan dari legitnya seduhan panas vanilla latte dengan topping whipped cream pada pagi hari yang dingin. dengan menulis di waktu senggang serasa menikmati roti bakar selai nanas dengan taburan keju bagiku :)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Lena

24 April 2017   14:18 Diperbarui: 25 April 2017   02:00 1064
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Malam ini mereka memutuskan untuk makan malam di salah satu deretan warung tenda di Jalan yang ada di belakang Gedung Sarinah. Lena lupa apa nama jalannya sehingga Indra memutuskan mereka menggunakan transportasi umum, turun di halte busway yang tepat berada di depan Gedung tersebut. Dari situ mereka berjalan sesuai ingatan Lena menuju salah satu warung tenda yang menjual bakmi ayam komplit dengan bakso dan siomay favorit Lena.

Indra mengaku baru kali pertama ini ia naik busway Transjakarta. Mereka sedang beruntung karena busway yang mereka tumpangi tidak penuh sesak. Udara dingin AC di dalam busway cukup menghibur Lena karena itu akan membuat Indra tidak akan kegerahan.

Di mata Lena, Indra sangat menyenangkan dan bersahabat. Ia dapat berbicara ramah dengan pramusaji ketika memesan makan malamnya. Mereka menyantap bakmi ayam komplit dengan sayuran sawi hijau yang banyak sebagai toppingnya. Lena tidak banyak minum es teh manis sehingga Indra hanya memesan satu es teh yang disajikan dalam sebuah gelas besar. Dengan satu pipa sedotan, mereka menikmati satu gelas es teh manis berdua.

Indra adalah satu-satunya pria yang selalu membayar untuk segala menu makanan yang mereka pesan. Ia selalu berjalan di sisi yang dekat dengan jalan raya sehingga Lena yang berjalan di dekatnya terhalang dari arus kendaraan di sampingnya. Jemari tangan Indra memegangi lengan tangan Lena, dengan tangannya menempel di bahu Lena. Dan, sering tangannya yang satu lagi memegangi tangan Lena yang lain, dan terkadang mereka menautkan jari jemari mereka dengan erat ketika berjalan berdampingan.

Seperti kali ini. Setelah mereka menyantap bakmi ayam mereka dengan perasaan puas. Mereka berjalan melewati pedagang-pedagang makanan di pinggiran jalan Sabang (nama jalan itu), menyeberang perempatan yang ramai dengan mobil-mobil yang padat. Pada akhirnya, sampailah mereka di Monas.

Tugu yang sangat tinggi dengan sebongkah emas di puncaknya itu tampak gagah bersinar di tengah malam yang gelap. Taburan bintang menciptakan suasana romantis dan beruntung saat ini belum pukul delapan malam. Gerbang pintu Monas belum waktunya ditutup untuk umum.

Mereka berjalan mendekati Tugu, berpapasan dengan beberapa muda mudi yang tengah berfoto atau hanya berjalan santai bergandengan. Tidak ada lagi pedagang liar yang menjajakan rokok terang-terangan di taman kota itu.

Saat mereka telah dekat di sekitar Tugu Monas, Indra mengajak Lena berhenti lalu ia berdiri menghadap Lena. Tubuhnya yang tinggi membuat Lena harus sedikit mendongak dan melirikkan pandangan matanya ke atas. Sesekali tatapannya kabur saat ia merasakan degupan di dadanya semakin kencang dan membuatnya kesulitan bernafas.

“Lena,” bisik Indra tepat di telinga Lena. “Kau seksi.”

*          *          *

Entah bagaimana urutannya namun dalam waktu yang singkat kedekatan antara Lena dengan Indra semakin erat. Setelah pertemuan makan malam di Jalan Sabang itu mereka menjadi semakin intim dalam berhubungan. Setiap pagi, hal baru yang menjadi rutinitas Lena adalah menerima telepon dari Indra. Seakan pria itu menginginkan bahwa mendengarkan suaranya adalah hal pertama yang didengar Lena. Indra pernah mengatakan dalam sebuah pesan singkat yang ia kirimkan saat jam makan siang, bahwa ia mulai tidak dapat menghabiskan malam sendirian tanpa Lena di sampingnya. Itulah mengapa ia sering meneleponnya setiap tengah malam sebelum tidur.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun