Pertanyaan yang sulit dijawab oleh Lena. Di sisi lain, suara-suara di belakang Indra sangat mengganggu konsentrasinya. Indra mengulangi pertanyaannya. Dan, Lena akhirnya menjawab, “Iya, Indra.” Lena menggigit ujung bibirnya. Ia sesaat memejamkan kedua matanya.
“Besok aku akan kembali ke Jakarta, dan segera menemuimu.”
“Maaf Indra, aku sudah ada janji dengan Maya besok,” Lena membuka mata, menerawang ke atas. Ia melihat arak-arakan awan putih cemerlang dengan semburat-semburat sinar yang terpantul dari matahari di langit biru.
“Kapan aku bisa menemuimu?”
Lena menghembuskan nafas panjang. Ia ingin mulai membangun dinding di hatinya. “Saat kita tidak sengaja bertemu di toko buku nantinya.”
* * *