Penegakan Keadilan Sosial: Ali memastikan bahwa kekayaan negara didistribusikan secara adil, tanpa membeda-bedakan golongan, termasuk keluarga elit dan rakyat jelata.
Pembatasan Privatisasi Harta Negara: Ia mencegah penyalahgunaan Baitul Mal, menghapuskan praktik yang hanya menguntungkan golongan tertentu.
Pemberantasan Korupsi: Ali membangun sistem pengawasan yang ketat dalam pengelolaan keuangan negara dan menempatkan pejabat yang jujur untuk mengelola Baitul Mal.
Memajukan Bidang Ilmu Bahasa
Ali berperan besar dalam pengembangan ilmu tata bahasa Arab (nahwu). Dalam rangka mencegah kesalahan dalam membaca Al-Qur'an dan hadits, ia memerintahkan Abu Aswad ad-Dual untuk mengembangkan dasar-dasar ilmu nahwu. Hal ini bertujuan untuk membantu orang-orang non-Arab dalam memahami teks-teks suci Islam dengan benar, menjaga kesucian makna Al-Qur'an dan hadits di seluruh dunia Islam.
Bidang Pembangunan
Ali juga berperan dalam pengembangan kota Kuffah, yang awalnya disiapkan oleh Muawiyah bin Abi Sufyan sebagai pusat pertahanan. Di bawah kepemimpinan Ali, Kuffah berkembang menjadi pusat ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang tafsir, hadits, dan ilmu nahwu. Kota ini menjadi salah satu pusat pembelajaran terkemuka di dunia Islam pada masa itu. (Akbar, 2024)
Perkembangan pada Masa Dinasti Umayyah
Pada masa Dinasti Umayyah, yang dimulai setelah negara dalam keadaan aman, perhatian terhadap ilmu pengetahuan berkembang pesat. Selain membangun fisik, sistem pemerintahan, ekonomi, dan kedudukan bangsa Arab, Dinasti Umayyah memberikan kontribusi signifikan dalam bidang kebudayaan, khususnya ilmu pengetahuan. Berikut adalah rangkuman perkembangan ilmu pengetahuan pada masa ini:
Faktor Pendukung Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Kehadiran Kota Pusat Kebudayaan: Kota-kota seperti Yunani, Iskandariyah, Antiokia, Harran, dan Junde Sahpur di wilayah kekuasaan Umayyah menjadi pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan.