Ternyata terkaanku keliru. Rindu bukan saja datang bersama angin. Namun ia juga datang bersama sinar matahari, hiruk pikuk suara semesta, aneka rupa warna dan beragam bau daun, batu, air, debu, asap, kulit pojon, cucian kertas tisu, rokok, kopi, handphone, gunting, beras dan ah, pokoknya di setiap yang ada.
Sesudahnya ia bukan hanya hinggap tapi juga berbiak-biak tanpa batasan dan ukuran. Ia bukan saja memenuhi hatiku tapi juga nafasku bahkan hidupku.
Dan kini aku hanya bisa termangu terpesona dan hilang kata, tidak sendiri apalagi kesepian.
Aku penuh rindu padamu.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!