Bukan karena mereka tidak bisa sembuh.
Tapi karena mereka tahu: tidak semua luka layak dilupakan, dan tidak semua orang layak diberi akses kedua.
3. Psikologi Harimau Sebagai Refleksi Jujur Zaman Ini
Di era pasca-kebenaran, relasi semu, dan intrusi digital, banyak manusia mulai kehilangan rasa aman pada level terdalam. Harimau muncul bukan sebagai hasil trauma semata, tapi sebagai representasi dari manusia yang berusaha tetap waras dalam hutan relasi yang tak lagi bersih.
Menghakimi Harimau adalah menghakimi adaptasi.
Memaksa mereka membuka diri adalah mengabaikan ritme luka mereka sendiri.
Dan menyuruh mereka untuk "jangan terlalu perhitungan" adalah mengingkari dunia tempat kita hidup saat ini.
4. Akhirnya, Sebuah Ajakan Sunyi
Kita tidak selalu harus memahami seseorang agar bisa menghormatinya.
 Kita tidak selalu harus dekat agar bisa menjaga batasannya.
Dan untuk mereka yang hidup bersama Harimau:
Jangan paksa mereka bicara sebelum waktunya.
Jangan anggap diam mereka sebagai kekalahan.
Dan jangan uji kesabaran mereka sebagai kelemahan.
Karena jika mereka masih memilih tinggal, masih memberi kamu senyum meski mata mereka tetap tajam---itu adalah bentuk cinta yang lebih berharga dari kata-kata manis.
Jangan buru-buru menundukkan Harimau.
Cobalah terlebih dahulu untuk tidak mengusiknya.
Dari situ, kau akan belajar satu hal tentang cinta:
Bahwa cinta sejati bukan selalu tentang kedekatan,
tapi tentang batasan yang dihormati.
DAFTAR PUSTAKA
1. Psikologi Kepribadian & Tipe-Tipe Kepribadian