Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kepribadian Harimau: Psikologi Waspada dan Strategi Teritorial dalam Relasi Pasca Luka

7 Juli 2025   05:02 Diperbarui: 7 Juli 2025   05:02 634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam jangka panjang, ini membentuk zona sosial yang lebih otentik. Orang-orang menjadi lebih berhati-hati dalam bertingkah---bukan karena takut pada Harimau secara langsung, tapi karena mereka tahu konsekuensi emosionalnya tidak bisa ditebak dan tidak akan diulang dua kali.

2. Efek pada Lingkungan Sosial: Filter Alamiah

Harimau adalah penyaring sosial. Mereka tidak agresif dalam memutus hubungan, tetapi ketika mereka menjauh dari satu lingkungan, mereka membawa serta kualitas keterhubungan emosional yang semula mengikat jaringan itu bersama. Kehadiran Harimau sering menjadi katalis kedewasaan dalam kelompok kecil, tapi bisa menjadi ancaman bagi kelompok besar yang gemar basa-basi dan pencitraan.

Ketika Harimau menjauh, banyak hubungan lain ikut goyah, karena ia diam-diam adalah simpul kepercayaan.

Ini membuat mereka, tanpa berniat, menjadi "jaringan pusat tak resmi" dalam relasi interpersonal: mereka tak mengatur, tak mengomando, tapi kehilangan mereka membuat sistem goyah.

3. Efek Ambivalen: Dianggap Mengintimidasi, tapi Dirindukan

Ada paradoks: banyak orang yang merasa Harimau terlalu tajam, terlalu sulit didekati, atau bahkan "dingin". Namun, saat mereka pergi atau berhenti bicara, banyak pula yang merasa lingkungan jadi "kosong", "kurang arah", atau "nggak ada yang bisa dipercaya". Ini bukan karena Harimau cerewet, melainkan karena:

Mereka menghadirkan kualitas ketegasan tanpa kekerasan.
Mereka menebarkan rasa aman karena tidak gampang terpengaruh omongan orang.
Mereka menjadi benteng sunyi yang memberi rasa bahwa "ada yang memperhatikan".
4. Kecenderungan Menciptakan Safe Space yang Terlindung

Secara natural, Harimau menciptakan ruang mikro di mana kerentanan bisa terjadi tanpa harus dibuka secara brutal. Orang-orang tertentu, terutama yang pernah terluka juga, merasa bisa bernafas di sekitar Harimau---karena Harimau tidak menuntut cerita, tapi siap pasang badan saat dibutuhkan.

Namun ruang ini juga memiliki batas tegas. Bila dilanggar, Harimau akan menarik seluruh jaringannya, meninggalkan ruang kosong yang sering sulit digantikan.

5. Rasa Aman yang Berjangka Panjang

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun