Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kepribadian Harimau: Psikologi Waspada dan Strategi Teritorial dalam Relasi Pasca Luka

7 Juli 2025   05:02 Diperbarui: 7 Juli 2025   05:02 634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sinilah kepribadian Harimau menjadi jawaban.

1. Gangguan Emosional Bukan Lagi Anomali, Tapi Realitas

Orang-orang hari ini tidak hanya lelah karena pekerjaan. Mereka lelah karena harus terus-menerus berjaga: terhadap ghosting, gaslighting, betrayal, kompetisi tersembunyi, dan manipulasi halus dalam hubungan sosial, cinta, bahkan keluarga.

Keletihan emosional ini bukan hal yang bisa disembuhkan dengan afirmasi positif atau terapi singkat.
 Ia butuh kerangka baru:

yang mengakui hak individu untuk memiliki batas emosional,
yang memahami bahwa forgiveness bisa bersyarat dan cerdas,
yang menghormati kebijakan untuk tidak langsung membalas, tapi tidak akan melupakan.
Harimau menjawab itu semua.

2. Mengapa Kita Butuh Pendekatan Psikologi yang Adaptif terhadap Intrusi

Dalam dunia di mana batas privat mudah diserbu:

Oleh status WhatsApp yang diartikan sebagai sinyal pasif-agresif,
Oleh like dan unfollow yang dipolitisasi secara emosional,
Oleh keluarga dan teman yang merasa berhak tahu dan ikut campur dalam semua hal,
kita butuh psikologi yang tidak hanya memahami kepribadian sebagai fungsi kognitif atau biologis, tapi juga sebagai benteng relasional.

Harimau adalah representasi dari manusia yang belajar berkata: "cukup."
Tapi ia tidak meledak seperti tipe agresif. Ia mengamati. Menghitung. Mengingat. Dan membatasi.

3. Kepribadian Harimau sebagai Psikologi Ketahanan Sosial

Dunia saat ini bukan hanya membutuhkan manusia yang bisa bekerja keras dan punya EQ tinggi. Dunia ini membutuhkan:

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun