1. Dalam Psikologi Klinis: Strategi, Bukan Gangguan
Dalam praktik klinis, individu berkepribadian Harimau sering kali hadir sebagai klien dengan keluhan:
ketidakpercayaan terhadap orang lain,
keengganan membuka diri,
dan kecenderungan menghindari konflik terbuka sambil menyimpan memori luka yang kuat.
Namun, yang selama ini dianggap sebagai gejala avoidant atau trauma kompleks bisa jadi merupakan ekspresi dari strategic vigilance---yaitu strategi bertahan jangka panjang yang tidak kompatibel dengan pendekatan terapi yang terlalu cepat atau terlalu eksploratif.
Integrasi Harimau ke dalam psikologi klinis membutuhkan pendekatan terapeutik baru:
Terapi yang menghormati mekanisme proteksi, bukan langsung melucuti,
Pendekatan berbasis trust pacing, di mana terapis sadar bahwa membuka luka lama bisa sama bahayanya dengan tidak membahasnya sama sekali,
Terapi jangka menengah-panjang yang fokus bukan hanya pada "penyembuhan", tetapi juga pada reintegration of power.
Harimau tidak ingin jadi jinak.
 Ia ingin tetap punya cakar---tapi tahu kapan menyarungkannya.
2. Dalam Dunia Organisasi: Harimau sebagai Pilar Loyalitas Strategis
Di dunia kerja, banyak Harimau adalah:
individu tenang, pengamat tajam,
eksekutor diam-diam yang tidak suka pamer,
dan kolega yang ingat siapa yang pernah menikam dari belakang.
Namun mereka juga:
menjadi aset dalam tim karena daya ingat relasionalnya yang kuat,
mampu mendeteksi motif-motif tersembunyi,
dan menjaga loyalitas kepada struktur yang adil dan tidak melukai.
Jika organisasi memahami mereka: