Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kepribadian Harimau: Psikologi Waspada dan Strategi Teritorial dalam Relasi Pasca Luka

7 Juli 2025   05:02 Diperbarui: 7 Juli 2025   05:02 634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3. Rekonstruksi Memori Sebagai Alat Prediksi Sosial

Neurosains dan psikologi kognitif telah menyatakan bahwa memori bukan hanya rekaman masa lalu, tapi alat prediksi masa depan. Harimau adalah manifestasi paling ekstrem dari prinsip ini:

Ia menyimpan memori bukan sebagai beban, tetapi sebagai algoritma prediktif untuk menganalisis kemungkinan ancaman di masa depan.

Setiap orang yang pernah berinteraksi dengannya adalah variabel. Ia menyusun kemungkinan:

Apakah orang ini bisa kembali menyerang?
Apa kondisi yang akan memicu kembalinya bahaya?
Apakah permintaan maaf hanyalah strategi kamuflase?
Kepribadian Harimau tidak bisa dipahami hanya sebagai "pendendam" atau "antisosial". Ia adalah bentuk tertinggi dari neuroadaptasi sosial emosional yang dibentuk oleh pengalaman berulang, luka ringan yang tidak sembuh, tapi justru bermutasi menjadi sistem kecerdasan relasional tingkat lanjut.

Inilah bentuk psikologi baru:

"Emotional Strategic Memory Architecture" -- E.S.M.A.
sebuah sistem di mana memori emosional tidak disangkal, tidak dilampiaskan, tapi dikelola sebagai struktur antisipasi sosial jangka panjang.

D. Ketiadaan Model Kepribadian yang Menjelaskan Forgiveness Bersyarat dan Teritori Emosional

Dalam lanskap psikologi populer, terutama teori kepribadian arus utama seperti MBTI, Big Five, maupun Enneagram, topik forgiveness atau pengampunan sering kali diasosiasikan dengan kualitas moral atau kemampuan untuk melupakan luka demi kedamaian. Seseorang dianggap "sehat" secara emosional jika mampu mengampuni sepenuhnya, atau paling tidak tidak menyimpan dendam. Namun, di sinilah muncul celah besar: tidak semua orang yang mengingat luka berarti belum sembuh. Tidak semua yang berhati-hati berarti penuh kebencian.

1. Forgiveness Versus Strategic Tolerance

Kepribadian Harimau tidak menolak memaafkan, tetapi ia menerapkan "forgiveness bersyarat":

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun