Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kepribadian Harimau: Psikologi Waspada dan Strategi Teritorial dalam Relasi Pasca Luka

7 Juli 2025   05:02 Diperbarui: 7 Juli 2025   05:02 634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Harimau perlu ruang. Terlalu sering dikontrol bisa membuatnya kabur atau mengunci diri.
Ia sangat loyal, tapi tidak suka didikte atau dibandingkan.
Ia menyimpan ingatan kecil dari konflik. Jika tidak ditangani, luka kecil bisa mengendap menjadi jarak permanen.
2. Keluarga: Anak Singa yang Jadi Penjaga Sarang

Dalam konteks keluarga, Harimau sering menjadi figur diam tapi protektif. Ia mungkin bukan anak atau saudara yang cerewet, tapi akan menjadi orang pertama yang muncul saat krisis. Ia jarang memohon perhatian, tapi bila disakiti oleh keluarga sendiri, efeknya mendalam.
Tak seperti individu yang mudah meledak dan lalu berdamai, Harimau memilih diam dan menjauh, menciptakan jarak emosional yang hanya bisa ditembus oleh waktu dan pertobatan tulus.

Uniknya, dalam banyak kasus, Harimau sering dianggap "keras kepala" atau "dingin" oleh keluarga yang tidak memahami bahwa diamnya adalah bentuk perlawanan terhadap pengabaian, pengkhianatan, atau invasi terhadap teritori emosionalnya.

Harimau adalah anak yang jarang minta maaf, tapi kalau mencintai ibunya, akan menjaga dari jauh dan tak akan lupa ulang tahun---meski tak pernah mengucapkan langsung.

3. Lingkungan Kerja: Profesionalitas Penuh Strategi

Di dunia kerja, Harimau bisa menjadi kolega atau pemimpin yang efisien, tidak banyak bicara, tapi penuh pengaruh. Ia membaca situasi sosial di tempat kerja layaknya medan perburuan: siapa yang kompeten, siapa yang bermuka dua, siapa yang layak diajak kerja sama. Ia tidak suka basa-basi berlebihan, tapi menghormati profesionalitas dan kejelasan batas.

Tantangan bagi Harimau di dunia kerja adalah:

Ia bisa kesulitan beradaptasi dalam tim yang terlalu informal atau emosional.
Ia bisa dianggap "tidak kooperatif" oleh sistem yang menuntut ekspresi berlebihan, padahal ia hanya hemat bicara dan sensitif terhadap dinamika kekuasaan.
Bila dikhianati di tempat kerja---seperti dijatuhkan secara politik atau dicurangi secara tidak langsung---Harimau tidak melawan frontal, tapi menghitung, mundur, dan mencari titik lemah lawan. Kadang, ia diam-diam bangun sistem tandingan.
Namun kelebihannya sangat khas:

Ia bisa menjadi penyusun strategi tim, membaca konflik tersembunyi yang orang lain tak sadari.
Ia menciptakan loyalitas berbasis integritas, bukan drama.
Ia menjadi pelindung yang efektif bagi rekan kerja yang lemah atau tidak disukai sistem, selama ia melihat adanya keadilan.
4. Konklusi Relasional

Relasi dengan Harimau menuntut respek, pengamatan, dan ketulusan. Ia bukan orang yang akan memuji tiap hari, bukan yang akan memeluk tiap konflik, tapi ia adalah orang yang tak akan meninggalkan medan saat semua orang kabur.
Harimau menghargai relasi jangka panjang, konsistensi karakter, dan kesetiaan yang tidak bersuara. Tapi jika batasnya dilanggar, ia tidak mencari balas dendam---ia cukup menghilangkan eksistensi seseorang dari dunianya.

C. Kasih Sayang yang Dijaga dengan Kuku Tersembunyi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun