Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kepribadian Harimau: Psikologi Waspada dan Strategi Teritorial dalam Relasi Pasca Luka

7 Juli 2025   05:02 Diperbarui: 7 Juli 2025   05:02 634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam kerangka neurologis, reaksi adalah respons instan terhadap stimulus yang dianggap mengancam atau menyakitkan. Ia bersifat:

Cepat dan mentah
Tidak melalui penyaringan refleksi mendalam
Bersifat defensif atau ofensif spontan
Biasanya dihasilkan oleh amigdala yang mendominasi jalur limbik tanpa modulasi dari prefrontal cortex.
Contohnya: Ketika seseorang dihina di depan umum, reaksi instan bisa berupa membalas hinaan, marah, atau pergi dengan perasaan kalah.

2. Respons Strategis: Gerak Emosional yang Diatur Secara Kognitif dan Terukur

Berbeda dari itu, Harimau tidak merespons secara langsung. Ia mencatat. Ia diam. Tapi diamnya bukan tanda kalah. Diamnya adalah fase asimilasi informasi, evaluasi motif lawan, dan perhitungan dampak emosional jangka panjang.

Respons strategis memiliki ciri:

Tertunda tapi terarah
Berbasis memori emosional dan penilaian kontekstual
Memiliki tujuan relasional atau teritorial jangka panjang
Melibatkan kerja prefrontal cortex, korteks orbitofrontal, dan anterior cingulate cortex

Contohnya: Ketika dihina, Harimau bisa saja hanya menatap dengan tenang, lalu seminggu kemudian "mencabut akses" orang itu dari lingkarannya --- tanpa kata-kata, tanpa kekerasan, hanya diam yang bermakna: "Kau sudah menyeberang batas."

3. Kenapa Ini Penting Secara Psikologis dan Sosial?

Perbedaan ini bukan sekadar gaya personal. Dalam masyarakat yang semakin terbuka, penuh potensi konflik dan disonansi sosial, kemampuan membedakan antara reaksi emosional dan respons strategis bisa menjadi:

Indikator kedewasaan emosional
Mekanisme perlindungan tanpa menambah eskalasi
Landasan harmoni tanpa kehilangan harga diri
Harimau mengajarkan bahwa menjadi kuat bukan berarti membalas sekarang, tapi menyusun arah interaksi secara penuh kesadaran akan masa lalu, masa kini, dan potensi masa depan.

4. Resonansi Budaya: Harimau dan Falsafah Timur

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun