Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Formulasi Model Resolusi Konflik Profetik Berbasis Dinamika Persahabatan

17 April 2025   09:02 Diperbarui: 17 April 2025   09:02 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Analisis kontemporer dan tafsir sejarah dari sarjana modern seperti Wilferd Madelung, Karen Armstrong, Reza Shah-Kazemi, dan Fazlur Rahman.

Karya akademik tentang teori resolusi konflik, psikologi sosial, dan studi Islam kontemporer.

Teks-teks klasik Islam tentang adab ikhtilaf, seperti Jami' Bayan al-'Ilm wa Fadlih karya Ibn Abdil Barr dan Adab al-Ikhtilaf karya Taqiyuddin Ibn Taymiyyah.

3.3 Teknik Analisis

Penelitian ini mengadopsi tiga tahapan teknik analisis utama:

a. Analisis Komparatif

Melakukan perbandingan lintas kasus dan tokoh berdasarkan parameter persahabatan (sepikiran--sehati) serta pola konflik yang terjadi. Misalnya, membandingkan konflik ideologis antara Musa--Khidir dengan konflik afektif antara Ali--Aisyah untuk memahami akar dan resolusi konflik dari perspektif yang holistik.

b. Kategorisasi Relasi

Peneliti mengklasifikasikan tipe-tipe hubungan sosial berdasarkan matriks dua variabel utama: afinitas emosional (sehati) dan kesamaan ideologis (sepikiran). Dari sini dihasilkan empat kategori relasi:

1. Sehati & sepikiran (ideal harmony),

2. Sehati namun tak sepikiran (affective tolerance),

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun