Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Formulasi Model Resolusi Konflik Profetik Berbasis Dinamika Persahabatan

17 April 2025   09:02 Diperbarui: 17 April 2025   09:02 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun terjadi insiden dalam episode penyembahan anak sapi, di mana Harun gagal mencegah kemusyrikan Bani Israil. Musa menegur keras Harun, bahkan menarik janggutnya (QS. Thaha: 94). Ini menandakan adanya konflik kepemimpinan sementara, tetapi segera diredakan oleh afeksi dan saling pengertian.

b. Musa dan Khidir: Relasi Guru-Murid Spiritual

Musa belajar dari Khidir untuk memahami "ilmu di balik tirai realitas." Namun Musa gagal menahan pertanyaan dan kritik atas tindakan Khidir.

Hubungan mereka menunjukkan kesamaan visi dalam mencari kebenaran (sepikiran), namun perbedaan level pemahaman menyebabkan ketidakseimbangan emosional (tidak sehati), berujung pada pemisahan baik-baik.

Ini mencerminkan bahwa konflik epistemik dapat diatasi tanpa permusuhan personal, selama ada adab belajar dan kerendahan hati.

c. Musa dan Syuaib: Relasi Sosial-Profetik

Musa bekerja pada Syuaib dan kemudian menikahi putrinya. Relasi ini dibangun atas kepercayaan, kontrak sosial, dan pengakuan terhadap karakter Musa.

Tidak ditemukan konflik mencolok dalam relasi ini, menandakan bahwa ikatan emosional yang kuat (mertua-menantu) serta kejelasan peran sosial dapat menciptakan keharmonisan meskipun belum tentu terjadi keselarasan penuh dalam visi kenabian (karena Syuaib tidak terlibat langsung dalam misi Musa di Mesir).

5.3 Kasus Ali dan Aisyah: Luka Pribadi dalam Fitnah Politik

Dimensi Personal:

Dalam kasus ifk (fitnah terhadap Aisyah), Ali memberikan saran kepada Nabi untuk menceraikan Aisyah jika terbukti bersalah, sebagai bentuk perlindungan terhadap kehormatan Nabi.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun