3. Sepikiran namun tak sehati (ideological tension),
4. Tidak sehati dan tidak sepikiran (potential rupture).
c. Formulasi Model
Dari hasil tematik dan komparatif, peneliti merumuskan Model Resolusi Konflik Profetik yang terdiri dari 5 komponen:
1. Ikhlas (Kemurnian Niat)
2. Tabayyun (Klarifikasi Fakta)
3. Tawassuth (Moderasi Pendekatan)
4. Islah (Rekonsiliasi Aktif)
5. 'Afw (Pemaafan Berbasis Ketakwaan)
Model ini tidak hanya bersifat deskriptif-historis, melainkan juga normatif-transformasional, yaitu dapat digunakan sebagai kerangka kerja untuk menyelesaikan konflik kontemporer dengan merujuk pada kebijaksanaan profetik dan praksis sahabat.
4. Konstruksi Variabel Persahabatan