Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Formulasi Model Resolusi Konflik Profetik Berbasis Dinamika Persahabatan

17 April 2025   09:02 Diperbarui: 17 April 2025   09:02 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karakteristik: Relasi ini berada dalam wilayah disonansi penuh. Tidak ada dasar emosional maupun kesamaan visi. Jika tidak ditangani secara profetik, relasi ini cenderung meledak dalam konflik terbuka dan berkepanjangan.

Contoh:

Ali vs. Muawiyah (Awal Konflik Siffin): Dalam fase-fase awal, relasi ini nyaris tidak memiliki kesamaan dalam pendekatan terhadap keadilan pasca pembunuhan Utsman, juga tidak dilandasi ikatan afektif yang kuat. Maka konflik pun menjadi berkepanjangan dan politis.

Kaum Bani Israil dengan Musa: Banyak dari mereka menolak keras visi Musa, bahkan ingin kembali ke Mesir. Tidak ada keselarasan visi maupun rasa percaya. Musa menghadapi konflik terus-menerus dalam kelompok ini.

4.3. Implikasi Konseptual

Pemetaan ini menunjukkan bahwa konflik tidak selalu muncul karena perbedaan visi semata, melainkan seringkali diperparah oleh retaknya afinitas emosional. Sebaliknya, perbedaan pemikiran dapat dijembatani oleh hati yang tulus dan saling percaya. Maka, dalam pendekatan profetik, resolusi konflik tidak cukup dengan debat rasional, tetapi juga membutuhkan penyembuhan emosional dan rekonsiliasi batin.

5. Studi Kasus dan Analisis Historis

5.1 Persahabatan Empat Khulafaur Rasyidin

Keempat sahabat utama Nabi Muhammad SAW---Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali---menunjukkan dinamika relasi yang kompleks dan mencerminkan ketahanan ukhuwah dalam menghadapi tekanan sejarah dan politik.

Keseimbangan Karakter dan Solidaritas:

Abu Bakar dikenal sebagai sosok lembut, penyabar, dan penuh hikmah, cocok menjadi penenang dalam masa-masa transisi awal pasca wafat Nabi.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun