Kurangnya Pemahaman tentang Sifat Elastisitas Ruang-Waktu -- Model konvensional cenderung menggambarkan ruang sebagai entitas pasif yang hanya berekspansi atau melengkung sesuai dengan distribusi energi-materi, tanpa mempertimbangkan kemungkinan bahwa ruang itu sendiri memiliki karakteristik elastis yang dapat berinteraksi dengan materi dan energi di dalamnya.
Dalam makalah ini, kami menyajikan pendekatan baru yang berangkat dari fenomena fisik sehari-hari, seperti mekanisme pengisian ketupat, ekspansi balon, tekanan dalam bola basket, material yang meluap dari wadah seperti pasta, dan ledakan bom.Â
Kami jelaskan dulu tentang fenomena fisika pada ketupat. Ketupat jika isian berasnya terlalu banyak maka ketupatnya menjadi padat, lebih keras, dan berat, sedangkan jika isiannya sedikit maka ketupatnya jadi lembut, lunak, dan benyek. Tapi berapa pun jumlah isiannya, maka isiannya akan memenuhi seluruh ruang dalam ketupat. Ini menunjukkan beras sebagai isian ketupat memiliki elastisitas dalam mengatur kerapatan internal. Fenomena ini unik, berbeda dengan balon, bola, pasta, ataupun bom.Â
Kami mengidentifikasi empat parameter fundamental yang berperan dalam fenomena ini:
Besarnya tekanan internal (P) -- Seberapa besar gaya yang diberikan oleh materi atau energi dalam suatu sistem terhadap wadahnya.
Kecepatan ekspansi tekanan internal () -- Laju perubahan tekanan terhadap waktu.
Elastisitas bahan pengisi (E) -- Kemampuan materi untuk mengisi ruang secara dinamis tanpa kehilangan sifat internalnya.
Elastisitas wadah () -- Kapasitas ruang atau wadah untuk menyesuaikan bentuknya terhadap tekanan yang diberikan oleh bahan pengisi.
Parameter-parameter ini membuat kami penasaran untuk menerapkannya dalam skala semesta karena melihat semesta pun berdasarkan persamaan relativitas umum memiliki elastisitas yang sama.Â
Melalui analisis sistematis atas parameter-parameter ini, kami mengembangkan persamaan matematis baru yang menggambarkan bagaimana dinamika ekspansi semesta dapat dipahami dalam kerangka elastisitas dan tekanan internal. Kami berargumen bahwa model ini dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang asal-usul dan evolusi ekspansi semesta serta memberikan prediksi alternatif mengenai nasib akhirnya. Semesta yang kita amati sekarang ini adalah proses fine-tuning yang sinkron antara besaran dark energy, besaran gravitasi dan dark matter, konstanta Hubble, dan elastisitas ruang-waktu secara umum.
Tujuan Penelitian dan Pendekatan Induktif yang Digunakan