Jika ketupat terlalu kaku, maka tekanan internal dari ekspansi beras dapat menyebabkan kerusakan pada anyaman.
Jika ketupat terlalu elastis, maka bentuknya akan berubah signifikan, mirip dengan balon yang mengembang.
Elastisitas wadah semesta mengacu pada kemampuan ruang-waktu untuk mengakomodasi perubahan tekanan tanpa mengalami kehancuran atau deformasi besar. Elastisitas ruang-waktu terkait dengan kurvatur ruang-waktu yang diatur oleh tenaga gravitasi, yang tercermin dalam persamaan medan Einstein.
Elastisitas ruang-waktu dapat dijelaskan dengan tenaga tekanan yang berasal dari perubahan dalam ruang-waktu akibat materi atau energi, yang seringkali digambarkan dengan koefisien kompresibilitas ruang-waktu \kappa. Kompresibilitas ruang-waktu terkait dengan kekakuan geometri ruang-waktu di bawah pengaruh energi dan tekanan. Secara matematis, kita bisa menulis elastisitas ruang-waktu dalam bentuk hubungan antara energi-momentum dan perubahan geometri ruang-waktu:
g=T Â \delta g_{\mu \nu} = \kappa \cdot \delta T_{\mu \nu}g=T
Di mana g  \delta g_{\mu \nu}g adalah perubahan dalam metrik ruang-waktu dan T  \delta T_{\mu \nu}T adalah variasi dalam tensor energi-momentum yang berhubungan dengan distribusi materi atau energi.
Dalam kosmologi, elastisitas wadah dapat dikaitkan dengan kurvatur ruang-waktu dan konstanta kosmologis \Lambda.
Jika wadah sangat elastis, semesta akan terus mengembang tanpa batas (model semesta de Sitter).
Jika wadah memiliki elastisitas terbatas, maka ada kemungkinan semesta mengalami big crunch di masa depan.
Secara matematis, elastisitas wadah dalam kosmologi dapat diekspresikan sebagai:
=dVdP Â \kappa = \frac{dV}{dP}