Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Keshalehan yang Dikatrol Lembaga vs Kemaksiatan yang Dipertontonkan: Sebuah Kritik Sosial Multidisiplin

22 Maret 2025   14:18 Diperbarui: 22 Maret 2025   14:18 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mengingatkan dengan hikmah dan kebijaksanaan, bukan dengan kecaman atau penghukuman sosial.

Allah berfirman:

"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan debatlah mereka dengan cara yang lebih baik." (QS. An-Nahl: 125)

Dengan pendekatan yang lembut namun tegas, masyarakat bisa membangun atmosfer Ramadhan yang lebih inklusif dan penuh makna, bukan sekadar ajang penghakiman sosial atau pertentangan ideologi.

2. Panggilan untuk Berubah: Menjalankan Ramadhan dengan Kesadaran Penuh

Ramadhan bukan sekadar bulan seremonial, tetapi momen untuk meredefinisi diri. Ibadah di bulan ini bukan hanya soal kepatuhan formal, tetapi tentang perjalanan batin yang mendalam. Oleh karena itu, setiap individu seharusnya menjadikan Ramadhan sebagai peluang emas untuk melakukan transformasi spiritual yang nyata.

a. Fokus pada Esensi Spiritual, Bukan Sekadar Ritualitas

Sebelum menjalankan ibadah, tanyakan kepada diri sendiri: Apakah ini sungguh-sungguh untuk Allah? Jika ibadah hanya menjadi rutinitas tanpa penghayatan, maka kita perlu mengubah cara pandang kita terhadap ibadah itu sendiri.

  • Jangan sekadar berpuasa, tetapi hayati maknanya sebagai latihan pengendalian diri.

  • Jangan hanya membaca Al-Qur'an, tetapi renungkan pesan-pesannya.

  • Jangan hanya bersedekah, tetapi lakukan dengan rasa empati dan kepedulian yang mendalam.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun