Ibadah yang sejati bukanlah ibadah yang terlihat megah di mata manusia, tetapi yang membawa ketenangan di hati dan mendekatkan diri kepada Allah.
b. Menyeimbangkan Ibadah Sosial dan Pribadi
Kesalahan lain yang sering terjadi adalah ketimpangan dalam ibadah. Ada yang terlalu menekankan aspek individual (hanya fokus pada ibadah pribadi tanpa peduli lingkungan sosial), dan ada pula yang terlalu menonjolkan ibadah sosial (berderma, berbuka bersama, tetapi melupakan introspeksi pribadi).
Padahal, Islam mengajarkan keseimbangan. Ibadah yang sempurna adalah yang tidak hanya menghubungkan kita dengan Allah, tetapi juga dengan sesama manusia. Oleh karena itu:
Perbanyak doa dan dzikir untuk memperkuat hubungan spiritual.
Tetap peduli terhadap sesama, karena ibadah bukan hanya soal ritual, tetapi juga soal akhlak dan kepedulian.
Jangan sibuk mengejar pahala sosial jika melupakan kualitas hubungan pribadi dengan Allah.
Seperti sabda Rasulullah :
"Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain." (HR. Ahmad)
Ibadah sosial dan pribadi harus berjalan beriringan, bukan saling menegasikan.
Saatnya Kembali pada Hakikat Ramadhan