"Ayo kita keluar," kata Ikbal pada keempat temannya.Â
"Aku juga?" tanya Jee. Ikbal mengangguk.Â
Rika ragu pada keputusan Ikbal, "Kau yakin?"Â
"Sangat yakin. Matikan mesinnya, Jee," jawab Ikbal. "Kalau kita kabur mereka malah akan mencurigai kita."
Ikbal keluar lebih dulu diikuti Rika, Drew, Julian, dan Jee yang terakhir. Dua petugas polisi menghampiri mereka dengan hati-hati. Salah satunya sudah memegang pistol dengan kedua tangannya.Â
"Selamat siang," kata si polisi.Â
"Selamat siang, Pak," jawab Ikbal mewakili teman-temannya.Â
"Boleh kami lihat SIM dan STNK-nya?" tanya polisi yang tidak memegang pistol.Â
Ikbal memberi isyarat anggukan pada Jee agar melakukan yang diminta polisi. Jee merogoh kantong celananya mengambil dompet lalu menyerahkan SIM A miliknya dan STNK yang diminta polisi.Â
Si polisi mengangkat alis ketika membaca nama yang tertera pada STNK. Lalu dia memperlihatkan kepada rekannya dan kedua polisi itu saling berpandangan.Â
"Tolong buka pintu belakang dan bagasinya," tunjuk polisi yang memegang SIM dan STNK kearah pintu belakang mobil.Â