Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Istri petani. Tukang ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Bandung Beraksi

4 Mei 2020   07:49 Diperbarui: 4 Mei 2020   07:59 645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Ikbal, Rika, Julian, dan Jee bisa saling mendengar dan berbicara satu sama lain dengan earpiece yang ada di telinga mereka. Tapi hanya Ikbal yang boleh melakukan koordinasi dan mengambil keputusan. 

Jee lalu menyambungkan radio komunikasi yang ada di mobil ke frekuensi saluran radio milik polisi. Jee melaporkan bahwa ada dinamit di dalam angkutan kota nomor M15 yang berada di Jalan Arjuna dekat kantor Kelurahan Arjuna. 

Polisi tentu saja tidak percaya, tapi Jee menyebutkan plat nomor dan rute angkutan seperti yang telah disebutkan Ikbal kepadanya. 

Sebelum mereka mengakhiri percakapan polisi itu mengancam akan memenjarakan Jee karena masuk ke frekuensi radio polisi tanpa izin dan memberi informasi palsu bila ternyata tidak ada bahan-bahan peledak. 

"Belum mengecek sudah mengancam duluan, apa mereka tidak punya intel," Jee menggerutu. 

Kejadian pelumpuhan sopir angkutan kota berlangsung tidak lebih dari dua menit, sehingga perlu waktu bagi orang-orang di sekitar untuk menyadari kenapa ada angkutan kota yang berhenti di pinggir jalan dengan ban koyak dan sopir yang pingsan. 

Satu persatu orang mulai melongok ke dalam angkutan kota tapi belum ada yang menolong sopirnya. Makin lama makin banyak yang mengerumuni sampai ada yang berinisiatif mengeluarkan sopir dari dalam kendaraan. 

Ada orang yang berseru bahwa sopir itu dirampok karena dia melihat dua anak muda turun dari angkutan dengan tergesa-gesa. Lalu orang-orang yang lain bergumam dan memutar tubuh mereka ke segala arah berharap dapat menemukan pelakunya. 

Ada lagi seorang warga yang membuka-buka isi tas tapi tidak mengerti bahwa yang ada didalamnya adalah dinamit dan granat. Warga itu menunjukkan raut wajah kecewa karena tidak menemukan dompet, uang, atau barang berharga lain yang bisa dijarahnya dari dalam tas. 

Ikbal dan Julian sudah jauh dari kerumunan warga ketika dua polisi lalu lintas yang dihubungi Jee datang memeriksa angkutan kota yang dikerumuni warga itu. 

Polisi yang bertubuh kurus mendekati sopir yang tak sadarkan diri. Si polisi memeriksa denyut nadi sopir dan mencari apakah ada luka luar atau tidak. Sesudahnya dia berbicara di protofon untuk meminta bantuan personil dan paramedis dari markas kepolisian. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun