""""
      "Syukurlah laut membisu."
       "Mana mungkin laut yang begitu luas diam begitu senyap. Pasti dia akan bersuara-suara kecil, yang berasal dari gelombang-gelombang yang selalu dimiliki oleh sang laut."
       "Sepertinya kau telah merindukan laut, sama seperti kau merindukanku, sehingga kau bisa begitu detil menjelaskan sang laut, karena ada memori yang tak terlupakan tentang kita di laut sana."  Sesampainya sang suami di istana, putri Rembulan senang sekali.
      "Kau benar sayang, kau akan kembali cepat. Terima kasih kau cepat pulang."
      " Jangan lupa berterima kasih kepada Yang Maha Esa, karena sesungguhnya karena Dialah, suamimu ini bisa kembali cepat, karena memang pekerjaan sudah selesai. Baiklah sayang aku tidak akan pergi pergi lagi, kecuali membawamu turut serta." Sang istri pun tersenyum yang sedang mengendong putri Permata.  "Ini ayah sayang. Kamu tidak rewel kan?"
      "Iya dia senang sekali berjalan, bahkan berlari. Kata neneknya dia harus menjadi wanita yang kuat."
      " Betul betul. Bagaimana kabar keluarga, ayah dan ibuku?"  Â
      "Kami sehat," Raja dan Ratu datang menghampiri menantu dan putranya yang baru tiba di halaman depan rumahnya.
Pangeran Maulana baru menyadari kedatangan ayahanda dan ibundanya, karena tertutup iringan pengawal yang menyambut.
                              """"