Mohon tunggu...
Didik Sedyadi
Didik Sedyadi Mohon Tunggu... Administrasi - Suka berdiskusi tentang matematika bersama anak-anak SMAN 1 Majalengka. Hobby menulis. Tinggal di Majalengka Jawa Barat

Suka berdiskusi tentang matematika bersama anak-anak SMAN 1 Majalengka. Hobby menulis. Tinggal di Majalengka Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Mawar Ini Bukan Untukmu

6 Juni 2016   05:41 Diperbarui: 27 Juni 2016   19:13 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto Wike Nurani - dok. Wike

“Irfannya serak, sakit, jadi qorinya diganti!”

“Hhhhh... ya sudah laah. Ngirim salam kan perbuatan baik.”

“Iya sih, tapi kalau Noval suka sama aku gimana? Tadi pagi shubuh dia ngirim aku SMS, katanya terima kasih salamnya. Trus, barusan ini, dia juga ngomong gituuuu....”

“Nggak usah bingung, kalau dia suka ya sudah habis perkara! Terima saja yang sudah pasti!”

“Aaaah kamu Priiil, aku nggak suka. Tolong aku Priiil!”

“Kenapa minta tolong sama aku?”


“Nggak tahu, kan Aprilnya supel, mak-comblangin aku ke Irfan!”

“Ha?! Ntar kalau Irfan suka sama aku bagaimana?” tanya April menakut-nakuti.

“Jangan Priiill ..... jangaaan!”

“Ya sudah .... coba lihat kubah masjid sekolah kita! Paham maksudku?”

Beberapa saat Wike menatap kubah masjid sekolah yang tampak dari kejauhan. Perlahan gadis itu mencerna apa yang dikatakan sahabatnya. Kubah? Masjid? Sebersit harapan melintas ketika melihat tempat itu. Ia biasa melakukan shalat dhuha. Di sujud terakhir, ia akan mencoba memulai menghiasi doanya dengan apa yang ia inginkan.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun