“Bunga yang digambar mungkin bukan untukku, karena memang sudah hilang. Tapi generasinya mudah-mudahan masih ada Ke, peliharalah. Hari ini mungkin aku bercanda meminta bunga itu, tapi ingin suatu saat kau kabari aku kalau-kalau bunga di rumahmu sudah mekar lagi.....”
“Mmm.... aaa.....”
“Boleh gambar ini aku simpan?”
“Ya nggak apa-apa. Tapi kirimi aku lewat bluetooth.”
“Siap.”
“Maafkan aku Fan.”
“Aku juga minta maaf, aku juga baru tahu. Ke, coba saja aku tahu Keke akan memberikan bunga dari dulu....”
“Kalau tahu kenapa?”
“Hehehe ... nggak apa-apa .....” kata Irfandi sambil terkekeh.
Siang itu hati Wike benar-benar bahagia. Ia ingat pesan April beberapa waktu lalu. Lihat kubah. Inilah petunjuk itu? Ia benar-benar hanya menyebut nama pemuda itu di setiap sujudnya. Mungkin salah, mungkin tidak. Rahasia Allah akan makhluknya akan tetap menjadi rahasia abadi. Namun sesekali manusia seperti mendapatkan tanda-tanda.Gadis itu benar-benar tak mengira Irfandi menyimpan foto lucu dirinya yang menyembunyikan bunga di punggung.
Sore itu Wike menelpon April. Gadis itu menuduh April yang mengambil gambar dirinya dari belakang.