Coba lihat, beda banget, sensasi disiang hari dan malam hari, kan?
By Christie Damayanti
Tidak semua wisatawan akan datang ke museum2, kecuali yang cinta museum, jika melawat ke luar negeri. Tidak juga semua wisatawan yang datang, mau ke kantor pos untuk mengirim kartupos sekedar sebagai tanda dan souvenir kepada teman2 atau saudara.
Masing2 wisatawan, pasti akan asik mencari kesenangannya sendiri untuk mengabiskan waktu liburannya. Tetapi tentunya ada tempat2 wisata yang bisa menjadi inspirasi. Bukan hanya untuk sekedar "bersenang2" saja, tetapi bisa kita "bawa pulang" untuk kita lakukan dan berbuat yang sama seperti disana, walau mingkin hanya dalam skala kecil, dan hanya secara pribadi saja.
Karena aku adalah seorang 'pengumpul benda2 pos alias filatelis, pasti aku akan mencari tempat2 yang berhubungan dengan pos. Untuk mengamati, untuk memotret, untuk membeli souvenir atau menambah koleksi ataupun untuk hanya sekedar menyerap inspirasi ......
Aku juga seorang arsitek dan urban planner, sehingga jika berhubungan dengan desain dan arsitektural serta pengamatan tentang kehidupan dan berhubungan dengan kenyamanan warga kota, pasti aku buru!
Nah, di Solamachi SkyTree ini, senua ada! Selain dunia shopping serta tempat berburu benda2 koleksi yang aku tuliskan di beberapa artikel sebelumnya (lihat deretan link di bawah artikel ini), hobiku pun tersalurkan disini. Ada Postal Museum di Solamachi lantai 9, yang bersebelajan dengan Kampus Terbuka Chiba Institute of Technology. Dan di lantai 31, kita bisa mengamati Kota Tomyo dari ketinggian puluhan lantai.
***
Jika kita berada di Postal Museum, pastinya kita hanya terfokus untuk pengamatan2 benda2 yang berada di depan kita saja. Banyak anak2 dan remaja lokal atau wisatawan2 kecil yang datang. Mereka terlihat sangat senang sementara orang tua mereka mengamati saja.
Museum Postal juga membuka kelas interaksi dan edukasi tentang benda2 pos Jepang, khususnya. Dan begitu mereka selesai berkeliling, mereka akan mencari 'apa yang bisa mereka bawa pulang'. Museum ini, dan semua museum2 di dunia, akan membuka toko kecil yang menjual barang2 souvenir dan koleksinya. Dan di toko ini, untukku adalah "surga dunia", hihihi.....
Dari prangko2 Jepang jadul sampai Jepang modern, juga dari seluruh dunia, dari yang 'mint' atau yang belum dipakai sampai yang bekas (used) dari seluruh dunia, ada disana. Belum lagi cover atau amplop2 yang ditempel prangko. Baik yang mint atau sudah terpakai. Itu "harta karun" yang paling berharga, untukku! Wuuiiiiiiiii......

 Beberapa kali kesini, aku bisa menghabiskan waktu seharian penuh untuk memilih2 dan memilah2 barang2 koleksi untuk menambah koleksi2ku.Â
Satu demi satu, memilih prangko tidak sama dengan memilih kartupos yang cukup besar gambra atau fotonya. Desain prangko sangatlah rumit dan kecil. Belum lagi nilai nominalnya. Terakhir, memilih kartupos untuk dikirim ke Indonesia, jejak tapak pernah kesana hari itu ......
***
Cape walau sangat puas, pasti lapar. Jika makan di resto2 bawah, cukup baik untuk kantongku. Makanan2 khas Jepang disana, berkisaran angara 650 sampai 1000 untuk 1 orang. Cukup bersahabat. Tetapi jika makan di lantai teratas, pastinya pulihan kali lipat, walau jenis makanannya sama saja. Ada ramen, udon, teppan, sushi dan sashimi atau sekedar makanan Jepang modern.
Walau jika makan di lantai teratas Solamachi SkyTree ini, kita bisa sambil mrnikmati Tokyo di atas puluhan lantai. Tetapi, untukku sangatlah tidak manusiawi, aku makan berharga puluhan kali lipat dibanding dibawah, hanya untuk memandangi Tokyo dari atas. Maklum, aku adalah 'turis kere', kan? Hihihi ......
Tapi, tahu ga?
Solamachi mrmpersilahkan wisatawan2 seperti aku tetap bisa naik ke lantai teratas Solamachi SkyTree, tanpa harus makan disana. Jika kita tidak bisa naik me menara SkyTree nya karena banyak sebab, kita pun tetap bisa mrnikmati menyaksikan Tokyo dari lantai 31 Solamachi.
Kalau mau naik ke SkyTree Towernya, beberapa kali aku kesana adalah selalu antri. Seperti ketika aku naik Eiffle Tower di Paris atau Empire State di Mahattan New York dan di WTC Manhattan, sebelum di bom teroris. Atau juga di Sydney Tower, dengan makan diatas sana, berputar 360 derajat. Antrinya cukup lama, dan menjadi buang2 waktu.
Lalu setelah aku memakai kursi roda, Eiffel Tower tidak mengijinkan aku sampai ujung teratas, karena masalah keselamatan jika emergency. Apalagi, lift nya hanya untuk aku dan kursi rodaku saja. Dan kemungkinan besar, sama saja dengan SkyTree Tower, dengan strukturnya yang slim kurus.
Masalah keselamatan adalah yang teruyama dan yang terpenting bagi semua warga. Sehingga, aku selalu memutuskan tidak usah melakukan yang punya resiko tinggi, bukan? Belum lagi, biayanya. Dengan US$22.00 seharian diatas sana, mungkin memang tidak seberapa dengan sensasinya, tetapi jika membutuhkan resiko tinggi untukku, aku tetap memilih tidak naik ke atas sana!
SkyTree Tower, adalah menara tertinggi kedua dari menara tertinggi pertama di Abu Dhabi. Sehingga sensasinya pun tidak ternilai dilihat dari manapun. Apalagi, jika dibanding dengan menara2 tertinggi dunia yang aku pernah naikki. Di Paris, New Yor dan di Sydney. Jadi jika mampu dan tidak beresiko tinggi, mengapa kita tidak nencoba naik ke atas sana?
Ok. Ketika setelah makan siang, kami naik ke lantai 31 Solamachi SkyTree, untuk mengamati Tokyo dari atas, dan menikmati sampai perubahan waktu. Sensasinya sangat berbeda. Jika siang hari, Tokyo tak ubahnya sebgai sebuah ibukta metropolitan yang padat, serta ramai, dengan mobil2 dan pejalan kaki yang terus bergerak, seperti semut2 dari lantai 31, sedikit berbeda jika kta mengamati diwaktu malam.
Sebuah ibukota sekelas Tokyo, tentu tidak akan menyia-nyiakan wajah kotanya dimalam hari. Dekoratif lamp serta permainan2 warna warni lampu pun dipamerkan lewat banyak cara, salah satunya, dengan menikmati kota Tokyo di lantai 31 Solamachi SkyTree.
Sensasinya sungguh berbeda. Warna wani lampu diliar sana, berkolaborsi dengan lampu2 temaram dari restoran2 mahal di sekitar lantai 31. Suasana yang redup cenderung romantic, sungguh mengusik kalbu .....
Jika dibandingkan mengamati disiang hari, keluarga adalah yang mayoritas diatas sana, tetapi dimalam hari, lebih banyak pasanga2 muda atau rekan bisnis sepulang kantor, yang menikmatinya. Mereka datang, mereka memesan tempat di salah satu restoran disana, dan mereka menikmati Tokyo dikeindahan malam nya ......
Â
Tokyo SkyTree Tower, memang menawarkan banyak sensasi, dan merupakan salah satu tempat wisata terindah di dunia, dari segi sebuah kota metropolitan dengan kepadatan penduduk dan wisatawan serta mampu merangkul semuanya untuk sebuah kegembiraan dan kebahagiaan .....
Â
Sebelumnya :Kampus Terbuka Chiba Institute of Technology di Tempat Wisata Solamachi SkyTreeAda Disney Store, Hello Kitty, Pokemon Center, Rilakkuma, Moomin, Totoro Bahkan "Caf Dog" di Tokyo SkyTreeTokyo SkyTree : Pohon Mengulir ke 'Negeri Raksasa'"Tokyo Banana", Souvenir Manis dari JepangDunia Wisata "Tokyo SkyTree"Sumida River di Asakusa, Â Area Terbesar Wisata di Tokyo'Abu' Ribuan Orang Korban Gempa dan Serangan Perang Dunia II, di Yokoamicho Park"Samurai" di Ryogoku ParkMuseum Edo-Tokyo yang Menghormati dan Menggratiskan Tiket untuk DisabilitasSepeda Jengki yang "Kekinian" sebagai Moda Transportasi di Jepang"Jalan Tikus" Ryogoku di Sisi StasiunMenikmati Kehidupan di Ryogoku"Ryogoku", Dunia Pesumo Sejati JepangTravelling di Jepang adalah 70% KeretaDari Kinshicho ke Funahabashi Hoten
Mencoba Berbagai Moda Transportasi Keliling TokyoSendirian, Keliling Tokyo Hanya dengan Kursi Roda 'Ajaibku'Funabashi, "Kota Belanja" untuk Turis yang Tidak Siap dengan Harga Mahal JepangFunabashi, Konsep Kota Ideal Beranjak ke Kota FunabashiBukan Sekedar Berkuda di Funabashi Hoten"Aku Ingin Tinggal di Rumah Nobita, yang Ada Doraemon", dan [Hampir] Menjadi Kenyataan"Negeri Impian" Funabashi Hoten Sekali Lagi, Mengapa Funabashi Hoten?'Funabashi-Hoten', Kota Kecil Awal Sebuah KemandirianDenyut Kehidupan di Nishi Funabashi sebagai "Kota Transit"Awal Perjuangan untuk Menaklukan Jepang di Nishi Funabashi'Nishi Funabashi', Sebuah Kota Kecil Tempat Hatiku BerlabuhMengapa Chiba?Sebuah Negara dari 'Antah Berantah' dengan Bahasa dan Tulisan Cacingnya, Duniaku yang Baru .....
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI