Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Panen Bawang Merah dari Halaman Rumah: Tips Sukses dengan Lahan dan Perawatan Sederhana

9 September 2025   10:23 Diperbarui: 9 September 2025   17:05 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Panen bawang merah dari halaman rumah. | Dok. Pribadi/Jujun Junaedi

Pekan kemarin, saya berkesempatan ikut panen bawang merah. Bukan di sawah yang luas seperti para petani pada umumnya, tapi di sebuah pekarangan belakang rumah di Kampung Cibisoro, Nagreg. Tempatnya di kaki gunung, daerah perbatasan Bandung dan Garut. Pengalaman ini benar-benar berkesan karena awalnya semua bermula dari ide sederhana, menanam bawang merah di lahan yang biasanya hanya ditanami kangkung atau bayam.

Ide itu muncul tiga bulan lalu. Saya melihat pekarangan di belakang rumah saudara saya sering kosong setelah panen kangkung. Tanah di sana gembur dan udaranya dingin, cocok untuk banyak tanaman. Akhirnya saya berpikir, kenapa tidak coba menanam bawang merah saja? Saya ajak saudara saya, dan dia setuju. Kami pun mulai menyiapkan lahan.

Lahan yang kami gunakan tidak terlalu besar, hanya sekitar 3x7 meter. Ukuran itu cukup untuk percobaan pertama. Kami tidak memakai bibit yang banyak, hanya dua kilogram saja. Bibit itu kami tanam satu per satu dengan jarak yang pas. Proses penanaman ini kami lakukan bersama-sama. 

Setelah bibit tertanam, kami menutup permukaan tanah dengan plastik. Tujuannya sederhana, agar rumput liar tidak tumbuh dan menjaga kelembaban tanah. Tanah di Cibisoro memang gembur, jadi mudah untuk ditanami. Kami juga tidak memakai pupuk kimia yang mahal. Kami hanya mengandalkan pupuk kandang dari kotoran domba dan ayam yang sudah difermentasi.

Perawatan bawang merah ini juga tidak terlalu rumit. Kami hanya menyiramnya saat tanah terlihat kering. Karena cuaca di sana dingin, kami tidak perlu terlalu sering menyiram. Selain itu, kami juga rajin membersihkan rumput liar yang kadang masih tumbuh di sekitar tanaman. Kami hanya memastikan tanaman mendapat cukup sinar matahari dan tidak ada hama yang mengganggu.

Tiga bulan berlalu. Tanaman bawang merah kami tumbuh dengan subur. Daunnya hijau dan rimbun. Batangnya kokoh. Kami sudah bisa melihat umbi bawang yang mulai membesar di bawah tanah. Hati kami mulai berbunga, membayangkan hasil panen nanti. Saya dan saudara saya sering mengecek tanaman, memastikan semuanya baik-baik saja.

Akhirnya, waktu panen tiba. Kami mulai memanennya di pekan kemarin. Prosesnya sederhana, kami mencabut bawang dari tanah satu per satu. Awalnya kami ragu, apakah hasilnya akan banyak. Tapi setelah beberapa saat, kami terkejut. Bawang yang kami cabut ukurannya besar-besar dan padat.

Kami terus memanen sampai semua tanaman tercabut. Kemudian kami kumpulkan bawang-bawang itu dan menimbangnya. Hasilnya luar biasa, sekitar 11 kilogram. Kami tidak menyangka, dari bibit 2 kilogram, hasilnya bisa berlipat ganda.

Sebagian besar hasil panen kami simpan untuk stok di dapur. Sisanya, kami jual kepada tetangga terdekat. Banyak tetangga yang tertarik karena bawang kami terlihat segar dan ukurannya besar. Penghasilan tambahan dari penjualan ini lumayan untuk menambah uang saku.

Pengalaman ini mengajarkan banyak hal. Pertama, lahan sempit bukan halangan untuk bertani. Pekarangan belakang rumah pun bisa dimanfaatkan. Kita tidak perlu punya sawah yang luas. Kedua, perawatan sederhana sudah cukup. Pupuk kandang yang alami dan tidak mahal ternyata sangat efektif. Dan yang terpenting, keberanian untuk mencoba hal baru.

Menanam bawang merah ini juga sangat menyenangkan. Prosesnya membuat saya dan saudara semakin dekat. Kami punya kegiatan baru yang bisa dikerjakan bersama. Sambil menanam dan merawat, kami bisa bertukar cerita. Ada rasa bangga ketika melihat bibit kecil yang kami tanam bisa tumbuh dan menghasilkan panen yang melimpah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun