***
Cape walau sangat puas, pasti lapar. Jika makan di resto2 bawah, cukup baik untuk kantongku. Makanan2 khas Jepang disana, berkisaran angara 650 sampai 1000 untuk 1 orang. Cukup bersahabat. Tetapi jika makan di lantai teratas, pastinya pulihan kali lipat, walau jenis makanannya sama saja. Ada ramen, udon, teppan, sushi dan sashimi atau sekedar makanan Jepang modern.
Walau jika makan di lantai teratas Solamachi SkyTree ini, kita bisa sambil mrnikmati Tokyo di atas puluhan lantai. Tetapi, untukku sangatlah tidak manusiawi, aku makan berharga puluhan kali lipat dibanding dibawah, hanya untuk memandangi Tokyo dari atas. Maklum, aku adalah 'turis kere', kan? Hihihi ......
Tapi, tahu ga?
Solamachi mrmpersilahkan wisatawan2 seperti aku tetap bisa naik ke lantai teratas Solamachi SkyTree, tanpa harus makan disana. Jika kita tidak bisa naik me menara SkyTree nya karena banyak sebab, kita pun tetap bisa mrnikmati menyaksikan Tokyo dari lantai 31 Solamachi.
Kalau mau naik ke SkyTree Towernya, beberapa kali aku kesana adalah selalu antri. Seperti ketika aku naik Eiffle Tower di Paris atau Empire State di Mahattan New York dan di WTC Manhattan, sebelum di bom teroris. Atau juga di Sydney Tower, dengan makan diatas sana, berputar 360 derajat. Antrinya cukup lama, dan menjadi buang2 waktu.
Lalu setelah aku memakai kursi roda, Eiffel Tower tidak mengijinkan aku sampai ujung teratas, karena masalah keselamatan jika emergency. Apalagi, lift nya hanya untuk aku dan kursi rodaku saja. Dan kemungkinan besar, sama saja dengan SkyTree Tower, dengan strukturnya yang slim kurus.
Masalah keselamatan adalah yang teruyama dan yang terpenting bagi semua warga. Sehingga, aku selalu memutuskan tidak usah melakukan yang punya resiko tinggi, bukan? Belum lagi, biayanya. Dengan US$22.00 seharian diatas sana, mungkin memang tidak seberapa dengan sensasinya, tetapi jika membutuhkan resiko tinggi untukku, aku tetap memilih tidak naik ke atas sana!
SkyTree Tower, adalah menara tertinggi kedua dari menara tertinggi pertama di Abu Dhabi. Sehingga sensasinya pun tidak ternilai dilihat dari manapun. Apalagi, jika dibanding dengan menara2 tertinggi dunia yang aku pernah naikki. Di Paris, New Yor dan di Sydney. Jadi jika mampu dan tidak beresiko tinggi, mengapa kita tidak nencoba naik ke atas sana?
Ok. Ketika setelah makan siang, kami naik ke lantai 31 Solamachi SkyTree, untuk mengamati Tokyo dari atas, dan menikmati sampai perubahan waktu. Sensasinya sangat berbeda. Jika siang hari, Tokyo tak ubahnya sebgai sebuah ibukta metropolitan yang padat, serta ramai, dengan mobil2 dan pejalan kaki yang terus bergerak, seperti semut2 dari lantai 31, sedikit berbeda jika kta mengamati diwaktu malam.