Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Museum Edo-Tokyo, Museum yang Menghormati dan Menggratiskan Tiket untuk Disabilitas

22 Februari 2018   11:00 Diperbarui: 22 Februari 2018   11:28 802
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                                                                                                     

Museum Edo-Tokyo, dengan bangunan utamanya sebagai "penanda" Ryogoku, serta banguan2 tambahan, perkantoran dan fasilitas untuk museum ini.

***

Museum adalah salah satu obyek wisata andalan bagi hampir semua negara. Fasilitas2 di semua museum memang sering kali mencengangkan. Cantik dan apik. Bahkan, bagi wisatan, bisa mendapatkan apa yang di inginkannya untuk dibawa pulang, hampir semua ada di toko museum.

Selain di Indonesia, museum2 di negara lain sebagai salah satu obyek wisata mereka, fasilias2 museum itu, didapatkan dari pengunjung museum uang membayar tiket masuk, selain dari pemerintah atau pihak2 swasta. Harga tiket ke museum, cukup mahal tetapi apa yang kita dapatkan sebagai wisatawan, sangatlah berimbang.

Jika di Jakarta, untuk masuk ke Museum Nasional (Museum Gajah), hanya 5000 Rupiah saja, atau Museum Prangko di TMII hanya 3000 Rupiah, sangat berbeda untuk membeli tiket masuk Museum Philatelic di Singapore seharga Singapore $6.00 atau Musuem National di Tokya seharga US$15.00 Dollar Amerika! Berlipat kalinya, dan fasilitas nya pun puluhan kali lipat, dengan teknologi canggih untuk edukasi nya .....

Jenis2 museum pun dibeda2kan, sesuai yang kita butuhkan. Dan negara2 itu benar2 memanfaatkan apa yang bisa di eksplore dan menghasilkan pemadukan bagi negaranya, salah satunya di bidang pariwisatanya.

Lalu, bagaimana dengan sebuah museum di Ryogoku, yang bersebrlahan de gan Stasiun Ryogoku, distrik tempat Michelle anakku, menuntut ilmu?

Museum Edo-Tokyo (    Edo Tky Hakubutsukan) adalah museum sejarah Tokyo selama periode Edo (sekarang disebut Tokyo). Didirikan pada tahun 1993. Fitur utama dari pameran permanen adalah replika Nihonbashi  (jembatan Jepang) sesuai skala yang sebenarnya dan model skala kota dan bangunan dari periode Edo, Meiji dan Shwa. Museum ini berdekatan dengan Rygoku Kokugikan. Museum ini dirancang oleh Kiyonori Kikutake, seorang arsitek Jepang. Bentuk bangunan museum yang khas ditinggikan dimodelkan setelah sebuah gudang tua bergaya "kurazukuri".(Wikipedia).

Pintu gerbang utama nya merupakan konsep Tokyo jaman dahulu, dengan 'rawa-rawa', dan dinding2nya di hiasi cerita di jaman itu. Dan seiringnya Tokyo mulai membuka jalur perdagangan internasional nya, diorama nya bercerita tentang kehidupan Tokyo masa itu, lengkap dengan bangunan2, kapal2nya serta orang2nya. Edukasi ini dipresentasikan dalam bahasa Inggris, walau petugas2nya tidak bisa berbahasa Inggris.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Banyak dinding2nya, dihiasi dengan lukisan tradisional, menggambarkan jaman keemasan Edo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun