Aku tersenyum. Lalu berkata pelan, tapi mantap:
"Kita mungkin cocok... tapi nggak nyambung, Cel."
Marcel diam.
"Aku pernah nyoba... tiga kali jalan sama kamu. Coffee shop di hotel, lounge dekat bandara, resto seafood mahal. Tapi semua itu tempat yang... aku udah sering ke sana sama keluarga aku sejak kecil. Gak ada yang baru."
"Trus yang baru itu... yang kayak gimana?" tanya Marcel. Nadanya mulai tajam.
Aku menatap meja. Lalu menjawab jujur:
"Aku nggak bisa jawab, Cel. Nanti malah menyakiti perasaan kamu. Karena aku yakin kamu pasti bakal bandingin dengan style kamu sendiri.
Aku nggak pernah suka ngebandingin orang. Masing-masing punya gaya sendiri.
Nah, sorry to say... gaya kamu gak masuk di aku."
Marcel terdiam.
"Maaf, Cel."
"Aku pernah coba membuka diri untuk kamu."
"Tapi sejujurnya... aku nggak pernah merasa benar-benar nyambung."
"Kita datang dari dunia yang mirip. Tapi... itu aja nggak cukup."
Wajahnya menegang. Tapi dia masih berusaha tersenyum.
"Karena dia, ya?"