Mohon tunggu...
bucek molen
bucek molen Mohon Tunggu... Konsultan

Pernah tinggal di banyak kota, mencintai beberapa orang, dan menyesali hampir semuanya. Menulis bukan untuk didengar, tapi agar suara-suara dalam kepala tak meledak diam-diam. Tidak sedang mencari pengakuan, hanya menaruh serpihan hidup di tempat yang tidak terlalu ramai.

Selanjutnya

Tutup

Roman

Cinta Segitiga yang Aneh di Sekolah Favorit

10 Juli 2025   14:22 Diperbarui: 12 September 2025   07:03 1227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sesaat sebelum proklamasi by kasep foro

Aku menoleh.
Dia berdiri dengan  santai, rambut masih disisir rapi, tapi ada sedikit angin yang membuat poninya jatuh ke dahi.

"Temenin aku sebentar," katanya.
"Cuma lima menit."

Aku menatapnya sebentar.

"Kamu bisa dansa?"

"Nggak," dia nyengir. "Tapi aku pengen nyoba... sama kamu."

Dan malam itu,
di bawah langit Jambi yang penuh bintang,
di antara anak-anak sekolah elit dengan sepatu mengilap dan kue ulang tahun dari toko mahal,
aku berdansa dengan Angga.

Langkah kami kaku. Kadang menginjak kaki.
Tapi dia terus menatapku.
Dan aku...
nggak bisa berhenti senyum.

Tangannya nggak terlalu erat. Tapi cukup hangat.

Tapi...

waktu aku melirik ke sisi kanan taman---tepat ke arah dekat minuman kaleng dan cake ulang tahun,
aku melihat seseorang berdiri diam: Marcel.

Dia tidak tersenyum.
Wajahnya kaku. Matanya... tajam.
Seolah ingin bicara banyak hal tapi tertahan semua di tenggorokan.
Bukan marah. Bukan cemburu yang elegan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun