BMW-nya berhenti tepat satu mobil di belakang kami.
Dan dia melihat segalanya.
Senin itu Marcel nyamperin aku di selasar kelas.
"Cindy," sapanya, dengan nada yang nggak biasanya.
"Hmm?"
"Kamu lagi deket sama Angga?"
Aku ngangkat alis.
"Lagi pengen ngobrol aja."
Marcel diem sebentar.
"Aku pikir... kamu bukan tipe cewek yang bisa nyambung sama orang kayak dia."
Aku nggak langsung jawab.
Tapi nadaku tenang, meski dalam hati agak panas.
"Aku juga pikir, kamu bukan tipe cowok yang suka nilai orang cuma dari ranking dan catatan BK."