"Kalau udah nggak kuat lihat papan tulis."
Aku ketawa.
Kami duduk di saung kecil beralaskan tikar.
Angga menurunkan tas lusuh dari jok motornya.
Dan dari situ dia keluarkan:
Termos air panas kecil yang cukup untuk 2 gelas, kopi Cap AAA, gula pasir dalam plastik kecil, dan 2 cangkir lurik warna hijau yang sedikit gosong di pinggirnya.
Aku ngakak.
"Ini serius? Kamu bawa ginian ke sekolah?"
"Kalo hidupmu sering dihukum upacara dan dikeluarkan dari kelas Fisika, kamu harus punya cadangan kenyamanan."
"Sorry, kamu ranking berapa sih?"
"31 dari 40."
Aku nyengir.
"Prestasi juga itu."